Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pola Hidup Sehat, Humoris Coronae Causa?

7 April 2020   22:41 Diperbarui: 9 April 2020   04:57 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Alexas_Fotos dari Pixabay

Atasan mendapat perintah dari atasan yang lebih tinggi, demikian seterusnya sampai diperoleh hubungan bahwa apa yang dilakukan petugas di lapangan adalah terjemahan dari apa yang hendak dilakukan pemegang kekuasaan di atas.

Yang menjadi perhatian adalah pilihan tindakan dengan melakukan penyemprotan cairan tertentu, yang kebetulan bernama desinfektan, di tempat yang kurang tepat menurut WHO di atas, sebagaimana juga para pakar sudah sering menyampaikannya.

Kalau kita telusuri kata "cairan" dalam sejarah dunia kesehatan maka kita akan bertemu dengan kata "humor" yang diartikan sebagai cairan dalam tubuh yang menentukan karakter seseorang. Bahasa Latin menuliskannya "umor", tanpa huruf "h" di depan.

Menurut kepercayaan yang dibawa dari jaman Romawi Kuno itu, cairan atau "humor" dalam diri seseorang terdiri dari 4 (empat) macam yaitu kuning, merah, biru dan putih.

Warna yang dominan dalam tubuh seseorang menjadi penentu kondisi fisik dan karakternya, misalnya kalau merah akan cenderung gembira lincah dan optimistik dan warna putih akan membawa karakter tenang. Lengkapnya lihat di sini.

Menurut Jaya Suprana (Humor di Tengah Masyarakat, Prisma Vol 38, 2019), ketidakseimbangan komposisi "humor" dalam diri seseorang akan membawa perilaku tidak sehat, tidak beres, tidak waras dan layak dianggap gila dan karenanya layak disebut sebagai "humoris". Nah lho..!

Kalau pendapat dari pejabat WHO di awal tulisan ini diterjemahkan sebagaimana ahli kesehatan Romawi Kuno mengajarkan, maka pejabat WHO tadi mengatakan  terjadinya ketidakseimbangan keberadaan cairan (yang bernama desinfektan), yang mestinya cukup dalam bentuk pencuci atau pembersih tangan di rumah-rumah atau kantor-kantor, yang dibiarkan tau didukung untuk ditumpahkan di jalanan, di halaman, pekarangan dan areal terbuka lainnya. Bahkan ada cairan desinfektan yang disemprotkan ke tubuh manusia langsung.

Ingat, "Humor itu serius", kata Arwah Setiawan (1977) maka penggunaan cairan tertentu, berupa desinfektan, pada tempat yang tidak semestinya adalah seuatu yang juga serius.

Keseriusan humor yang lainnya karena "Humor adalah peristiwa politik dari upaya manusia menyelesaikan konfrontasinya dengan beragam institusi peradaban", kata Rocky Gerung yang dikutip oleh Seno Gumira Adidarma dalam tulisannya dalam Prisma Vol 38, 2019.

Ya, penyemprotan cairan atau "humor" dalam pengertian Romawi Kuno di atas, dalam bentuk desinfektan pada tempat yang kurang tepat menurut WHO tadi adalah suatu bentuk "humor" tersendiri berupa peristiwa dalam masyarakat yang dipicu oleh keberadaan makhluk tak kasat mata namun nyata dan terbukti memancing konfrontasi, paling tidak konfrontasi pendapat.

Pemicu konfrontasi adalah tidak cukupnya penjelasan dan ketegasan negara perihal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang untuk membendung Corona. Sayup-sayup kita mendengar hanya berupa himbauan atau kalimat tidak disarankannya suatu praktik tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun