Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pandemi Covid-19, Kenapa Kita Bisa Kekurangan Tenaga Medis?

22 Maret 2020   22:30 Diperbarui: 24 Maret 2020   06:38 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tenaga medis. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Dengan posisi demikian maka tidak heran minat menjadi dokter selalu tinggi di kalangan calon mahasiswa. Pilihan jurusan kedokteran selalu menjadi rebutan saat penerimaan mahasiswa baru dibuka. 

Tentu saja perguruan tinggi negeri jadi tujuan serbuan utama selain karena reputasi dan sejarahnya yang panjang juga karena anggapan biaya yang lebih murah karena disubsidi negara.

Faktanya? Tanyakan kepada orang tua yang menyekolahkan anaknya di jurusan kedokteran. Berapa ratus juta rupiah yang dikeluarkan untuk bermacam nama atau jenis pembayaran yang harus dikeluarkan agar anaknya dapat diterima di jurusan kedokteran. 

Ratusan juta rupiah itu bahkan tidak membedakan negeri atau swasta. Itu baru untuk masuk, belum lagi biaya sepanjang proses perkuliahan nantinya.

Mahalnya pendidikan dokter menjadikan peluang belajar kedokteran hanya dimiliki calon mahasiswa yang orangtuanya cukup kaya. Hanya orang kaya yang mampu menjadikan anaknya dokter, kalaupun ada dari kalangan berpenghasilan rendah, yakinlah itu hanya pencilan (outlier) dalam statistik. 

Keterbatasan daya tampung di perguruan tinggi negeri tidak membatasi peluang orang kaya karena di perguruan tinggi swasta peluangnya juga terbuka, tentu dengan harga yang lebih tinggi lagi.

Di sini kita bisa menagih kepada pemerintah, kenapa biaya untuk menempuh pendidikan di jurusan kedokteran begitu tinggi? Bukankah menurut konstitusi tugas pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? 

Tujuan lain negara menurut konstitusi adalah memajukan kesejahteraan yang di dalamnya tentu termasuk pemajuan derajat kesehatan rakyat. 

Kedua tujuan di atas sangat erat korelasinya dengan pendidikan kedokteran, dengan kata lain menyelenggarakan pendidikan kedokteran bagi masyarakat adalah tugas konstitusi yang karenanya harus ditanggung biayanya oleh negara. 

Apalagi untuk jurusan yang begitu penting seperti kedokteran, kenapa justru diserahkan ke mekanisme pasar?

Eksklusifnya pendidikan kedokteran dan kesehatan pada umumnya bisa jadi berperan dalam rendahnya literasi kesehatan masyarakat kita sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun