Mohon tunggu...
Amini Mutmainah
Amini Mutmainah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa, Doakan semoga lancar kuliahnya🙏

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran SD/MI

29 Juni 2022   17:03 Diperbarui: 29 Juni 2022   17:06 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia sebagai salah satu bangsa yang memiliki Sumber Daya Manusia terbanyak keempat di Dunia, memiliki kesempatan untuk menciptakan generasi yang berkualitas melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, akhlak karimahnya, kreativitasnya demi kemanfaatan diri, lingkungan, bangsa dan negara. Penyerelenggaraan pendidikan akan menghasilkan generasi peradaban yang mampu bersanding untuk mewujudkan kesejahteraan dunia (Ihsan 2008:4). Oleh karena itu pendidikan bukanlah pendadakan, semuanya harus terencana dengan baik demi tercapainya tujuan pendidikan yang tertuang dalam UUD 1945 "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa".

Pendidikan diselenggerakan dengan mengembangkan kegiatan membaca, menulis dan benghitung bagi seluruh masyarakat Indonesia, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 4 Ayat 5 Tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis, tetapi lebih dari itu literasi adalah seluruh kegiatan  yang berkaitan dengan kegiatan  membaca, menulis dan berpikir sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat. Lalu Peringkat berapakah literasi di Indonesia? Dilansir dari Herbuknas 2022: Literasi Indonesia Peringkat Ke - 62 dari 70 Negara, rendahnya budanya membaca ini memang sudah menjadi masalah yang melanda kita sejak dulu. Unesco menyebutkan minat membaca di Indonesia hanya 0,001 persen, ini berarti setiap 1000 orang hanya ada 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset lainnya adalah dari Worlds Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan berada di peringkat ke -60 dari 61 negara mengenai minat membaca, ini artinya peringkat kita benar-benar peringkat terakhir. Dari data diatas menunjukan persoalan literasi kita masih harus dibenahi. Padahal Buku memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hanya bangsa yang memiliki minat membaca yang tinngi yang dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia yang modern. Modern sendiri berarti adalah sesuatu yang selalu ada. Kita lihat negara-negara maju bagaimana tingkat literasi mereka yang bagus, buku selalu menjadi sumber kehidupan mereka, itulah mengapa Jepang, Finlandia, Belanda memiliki SDM yang mumpuni di berbagai bidang.

Budaya literasi memang harus diterapkan sejak dini. Adapun literasi dasar yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah literasi numerasi. Numerasi adalah kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan konsep bilangan matematika dan keterampilan operasi hitung  dalam kehidupan sehari-hari. Literasi numerasi adalah kemampuan sesorang dalam menggunakan penalaran (Prosiding Seminar Nasional PGMI 2021:780).

Kendala yang terjadi dan biasanya sering dihadapi sekolah dalam menerapkan budaya literasi numerasi adalah  ruang perpustakaan yang kurang layak atau bahkan tidak tersedianya perpustakaan, kurang bervariatifnya buku bacaan sehinnga mengurangi minat siswa dalam membaca, apalagi pada situasi pandemik kemarin, kemungkinan sekolah dalam mengembangkan budaya literasi pada siswa sangat sulit, dikarenakan pembelajaran online atau PJJ (Pembelajaran jarak jauh). Tetapi kita berharap pada situasi sekarang dimana sekolah sudah diizinkan diisi oleh anak-anak yang aktif dan pintar ini, berbagai rencana mengenai penerapan budaya literasi pada anak bisa dimulai dan berjalan dengan baik.

Di dalam buku Prosiding Seminar Nasional PGMI 2021 hal 785 mengenai Penerapan Literasi Numeras dalam pembelajaran SD/MI praktik litersai dan numerasi yang dapat diintegrasikan:

Mata PelajranMateri/KegiatanLiterasi NumerasaiSBdp                                   MeronceMenentukan pola dalam meronce
MelipatBelajar GeometriPJOK                                   Menghitung denyut nadi sebelum dan sesudah berolahraga kemudian membandingkannyaOperasi hitung, penalaran spansial
Menghitung keliling dan lapanganGeometri dan pengukuranIPS                                    MenanamMelakukan pengukuran tanaman secara berkala membentuk tabel dan diagram pertumbuhanIPS                                  Mendata keberagaman yang ada d sekitar (Pekerjaan, Sumber daya alam dan sebagainya)Menyajikan data yang diperoleh ke dalam bentuk table dan diagram kemudian mempersentasikannya IPA                                     Mendata keragaman agama, budaya, ciri fisik dan sebagainyaMenyajikan data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel dan kemudian mempersentasikannya

Berbagai macam upaya dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dalam mengembangkan budaya literasi numerasi sudah banyak dan bervariatif salah satunya juga budaya membaca 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran hal ini yang disuarakan oleh Gerakan Nasioanal gemar membaca yang diamanatkan PP nomor 24 tahun 2014 dan Permendikbud 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti.

 Literasi dan numerasi dalam pembelajaran di MI/SD memang hal yang harus diperhatiakan oleh seorang pendidik, kekreatifitas Guru dalam memberikan stimulus yang konstektual, menarik dan bersifat kekininian dan kemampuan guru mengaitkan literasi numerasi dalam berbagi macam metode dan gaya pembelaran seperti metode Problem Based Learning, Project Based Learning  sangat mempengaruhi literasi dan numerasi siswanya. Selain itu ketersediaan sarana dan prasarana, kapasitas warga sekolah dan kapasitas pemangku kepentingan serta menumbuhkan kecintaan membaca kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun