Mohon tunggu...
Aminatus Sholihah
Aminatus Sholihah Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan dan Mahasiswa Magister Akuntansi Kampus UMB Jakarta

TB1 Pajak Internasional Aminatus Sholihah NIM 55521120060 Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Kampus UMB Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aplikasi 12 Pemikiran Kant's Memahami Klien dalam Proses Audit

2 Juni 2023   03:31 Diperbarui: 2 Juni 2023   03:34 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Audit yang dilakukan langsung oleh akuntan publik akan berpengaruh terhadap nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan pengauditan merupakan suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan mengavaluasi bukti-bukti yang berkaitan dengan adanya asersi yang berhubungan dengan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk dapat menentukan tingkat kepatuhan. Pada umumnya, audit dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu audit operasional, audit ketaatan dan audit laporan keuangan. Audit operasional dikerjakan untuk menilai keefektifan dan efisiensi seluruh bagian dari prosedur dan metode operasi yang diterapkan oleh perusahaan. 

Audit kepatuhan dilakukan untuk memeriksa apakah klien telah mematuhi prosedur, peraturan, atau ketentuan yang berlaku. Audit Laporan Keuangan adalah jenis audit yang dikerjakan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut merupakan aplikasi 12 pemikiran kant's dalam memahami klien pada proses audit. 

Pembahasan ini berkaitan juga dengan filsafat auditing karena berisi sebuah gagasan untuk membangun filsafat audit dalam kaitan dengan pendekatan filsafat seperti dialektika, fenomenologi, hermeneutika, semiotika dan etnografi. Auditing merupakan suatu proses dialektika antara penulis laporan keuangan (klien) sebagai tesis dengan baca laporan keuangan (auditor) sebagain antithesis dan menghasilkan adanya sintesis baru laporan keuangan yang reliable, relevan sebagai hasil dialog antara penulis dan pembaca. Sehingga dalam konteks ini perlu diketahui bahwa seorang auditor harus memiliki pendekatan etika yang sangat kuat dan professional. 

Di samping moralitas profesi yang harus dimiliki, auditor juga harus bersikap sebagai seorang pakar di bidang akuntansi dan auditing. Perolehan keahlian dimulai dengan pendidikan resmi, yang kemudian diperdalam melalui pengalaman dan praktik audit. Seorang auditor dalam membuat keputusan pasti menggunakan lebih dari satu pertimbangan logis yang didasarkan pada pemahaman etika yang berlaku dan membuat keputusan yang adil serta tindakan yang diambil harus mencerminkan kebenaran dan keadaan yang sebenarnya. 

Setiap pertimbangan logis ini mewakili kebutuhan akan suatu pertimbangan yang diharapkan dapat mengungkapkan kebenaran dari keputusan etis yang telah dibuat, oleh karena itu, untuk mengukur tingkat pemahaman pemeriksa akuntan atas pelaksanaan etika yang berlaku dan setiap keputusan yang dilakukan memerlukan suatu ukuran.

Akuntan yang profesional dalam menjalankan tugasnya memiliki pedoman-pedoman yang mengikat seperti kode etik dalam hal ini adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya akuntan publik memiliki arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang menggunakan hasil keputusan pemeriksa akuntan. 

Immanuel Kant adalah seorang filsuf besar yang pernah tampil dalam pentas pemikiran filosofis zaman Aufklarung Jerman menjelang akhir abad ke-18. Dalam konteks demikian, pada satu sisi, Kant ingin tetap mempertahankan objektivitas, universalitas, dan keniscayaan pengertian; dan di lain pihak, Kant menerima bahwa pengertian yang bertitik-tolak dari fenomena, dan tidak dapat melebihi batas-batasnya. 

Dengan demikian, Kant menginginkan bahwa pengetahuan dicapai melalui suatu perpaduan konsep dengan pengalaman. Artinya, Kant mencoba suatu sintesis apriori, yang bermuara pada analisis transendental mengenai pengetahuan manusia. Kant menekankan pengandaian-pengadaian dalam akal budi manusia yang mesti diterima supaya kesimpulan-kesimpulan ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. 

Sintesis di atas dikembangkan oleh Kant melalui pertanyaan apakah metafisika itu mungkin? Untuk menjawab persoalan itu, Kant mencoba menggunakan suatu kritik sistematis tentang pemikiran dan rasio manusia. Dia mencoba menjajagi tidak saja semua kepercayaan ilmiah, bahkan semua kepercayaan. Tujuannya adalah untuk memastikan apa yang digambarkan dalam tindakan keyakinan itu sendiri. 

Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para pemikir abad pertengahan, titik-tolak Kant lebih pada epistemologi daripada metafisika. Tujuan Kant adalah untuk mengkritik validitas ilmu pengetahuan, menguji operasionalitasnya, dan menentukan batas-batas ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini, kant telah mengemukakan 4 kategori atau biasa dikenal dengan istilah categories of pure understanding yaitu:

  • Kategori kuantitas yang mana kategori ini terdiri dari kesatuan, pluralitas dan totalitas sehingga dapat membantu manusia dalam memahami adanya jumlah terhadap suatu objek
  • Kategori kualitas yaitu berisi realitas, negasi dan Batasan sehingga kategori ini akan membantu manusia untuk memahami kualitas suatu objek
  • Kategori relasi yaitu terdiri dari substansi, kausalitas dan komunitas sehingga dapat membantu manusia dalam memahami adanya hubungan antara satu objek dengan lainnya
  • Kategori modalitas yaitu terdiri dari kemungkinan, keberadaan dan keharusan sehingga dapat membantu manusia dalam memahami kondisi dari suatu objek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun