Mohon tunggu...
amie retna wulan dewi
amie retna wulan dewi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya seorang wiraswasta yang semula menjadi karyawan swasta. Hobi saya menulis, membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Trip

Mengenang Subang, Kota Sepi yang Selalu Ada di Hati

19 Agustus 2018   07:27 Diperbarui: 20 Agustus 2021   05:04 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Berkesannya sebuah kota seringkali bukan karena "kecantikan", atau "kemegahan" kota tsb, melainkan karena cerita di dalamnya yang berkaitan langsung dengan semua peristiwa yang kita alami bersama orang-orang yang kita kenal.

Dan hal itulah yang saya rasakan sendiri dengan sebuah kota bernama "Subang". Meski bersahaja dan tak menampilkan gemerlap keindahan kota, namun nyatanya kota Subang mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya.

Subang merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Subang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Indramayu di sebelah Timur, Kabupaten Sumedang di sebelah Tenggara, Kabupaten Bandung Barat di Selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Karawang di sebelah barat. 

Karena dilintasi oleh jalur "pantura", maka cuaca di kota ini terbilang panas, dan sebagian masyarakatnya yang tinggal di daerah "pesisir" pun menggunakan bahasa Cirebon dialek Indramayu atau yang dikenal dengan nama "basa dermayon". 

Sedangkan sebagian besar masyarakat lainnya menggunakan bahasa "sunda" untuk berkomunikasi sehari-hari. Menurut sejarah, Subang didirikan pada tanggal 5 April 1948, yang sekaligus diperingati sebagai "Hari Jadi" kota tsb.

Saya menginjakan kaki di kota kecil itu sekitar tahun 1987an awal atau saat saya masih berumur 5,5 tahun. Saat itu saya dan keluarga baru pindah dari kota Karawang yang merupakan kota kelahiran saya, dikarenakan Ayah saya waktu itu bekerja di sebuah Bioskop yang ada di kota Subang, namanya "Bioskop Chandra". 

Kami sekeluarga tinggal di daerah pusat perkotaannya. Namun meskipun begitu, kondisi kota tsb waktu itu masih sangat sepi. Bangunan-bangunan pun belum banyak, selain pertokoan biasa yang bentuknya biasa saja. Lalu lalang kendaraan pun terbilang sedikit.

Saya tinggal di kota Subang selama 11 tahun, atau dari kurun waktu 1987 sampai dengan pertengahan 1998. Namun begitu, banyak kenangan yang tersimpan dan tak pernah pupus meski waktu terus berjalan. 

Setelah pindah kota saya pernah dua kali mengunjungi kota Subang, yaitu pada akhir tahun 2006 saat menghadiri pernikahan teman saya, lalu pada pertengahan tahun 2009 saat menemani kakak saya ke rumah temannya  di Kalijati, Subang.

Subang masih saja terlihat "sepi", meski tak sesepi dulu, karena lalu lalang kendaraan yang bertambah, dan banyak bangunan baru yang berdiri. Namun Subang tetap menjanjikan 'daya tarik' tersendiri. Dan beberapa tempat diantaranya bisa dijadikan destinasi wisata bila mengunjungi kota Subang.

Alun-alun kota Subang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun