Mohon tunggu...
Ellys Utami Purwandari
Ellys Utami Purwandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pecinta travelling, fotografi, dan masih terus belajar dalam menulis. Mimpi terbesar adalah ingin menimba pengalaman dari berbagai belahan dunia. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Heran, Kenapa Ya Masih Banyak Ibu Enggan Memberikan ASI?

1 Mei 2012   04:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 2943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13358496591925028361

[caption id="attachment_185428" align="aligncenter" width="480" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Memiliki buah hati yang sehat tentu adalah harapan semua orang tua. Apa saja akan dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan anaknya, bukan hanya saat dia hadir di dunia tetapi sejak si anak dalam rahim sang ibu. Mengkonsumsi makanan sehat pada masa kehamilan adalah salah satu usaha untuk menjaga kesehatan calon sang buah hati.

Saat dalam kandungan, bayi tumbuh dan berkembang tubuh ibu memberinya antibodi melalui plasenta. Dan ini memberikan kekebalan pasif yang mampu melindungi janin dari serangan penyakit selama kehamilan. Lalu setelah sang bayi lahir, suplai antibodi tidak lagi didapatkan, padahal sistem kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir belum bekerja sempurna. Karenanya bayi sangat rentan akan resiko infeksi pada tahun pertama kelahirannya.

Kita semua tahu bahwa ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan pertama untuk bayi yang merupakan anugerah dari Tuhan. Maka dari itu ASI punya segudang keajaiban dalam kandungan nutrisinya. Dan ini tidak perlu diragukan lagi. Beberapa diantara keajaiban ASI menurut para pakar adalah:

  1. Memperkuat sistem kekebalan tubuh, karena ASI mengandung Prebiotik yaitu zat pembangun sistem kekebalan tubuh.
  2. Menurunkan resiko alergi
  3. Menurunkan resiko gangguan pernafasan (mis: batuk dan flu)
  4. Menurunkan resiko penyakit saluran cerna (mis: diare)
  5. Kaya AA dan DHA sebagai zat pendukung pertumbuhan kecerdasan anak.

Sebenarnya masih banyak keunggulan ASI yang sudah diteliti para ahli, namun saya bukan mau berpanjang lebar membahasnya. Saya akan berbagi seputar pengalaman saya tentang pemberian ASI dan dampaknya beberapa tahun kemudian. Karena masing-masing anak saya mendapat porsi ASI yang berbeda-beda, maka reaksinya pun berbeda-beda setelah saya amati tumbuh kembang mereka. Alasannya pun berbeda-beda kenapa saya membedakan mereka dalam pemberian ASI.

Anak pertama

Saya hanya sempat memberikan ASI padanya selama 40 hari saja. Bukan tanpa sebab, saat itu saya masih kuliah dan pada akhirnya saya meminta tolong ibu saya untuk mengasuh anak saya itu daripada diserahkan pada orang lain dalam hal pengasuhan. Dan ibu saya tinggal di luar kota, jadi memberi ASI ekslusif sudah tidak mungkin, alhasil susu formula adalah solusinya.

Anak kedua

Saya sedikit terjebak pada pemikiran yang salah tentang ASI saat anak kedua saya lahir. Mungkin saat itu saya belum begitu aktif mencari informasi soal ASI. Waktu itu, beberapa saat setelah bayi saya lahir si bayi mengalami kuning atau istilah kedokterannya disebut ikterus. Penyebabnya adalah hati yang belum berfungsi dengan baik sehingga terjadi penumpukan bilirubin. Penjelasan lengkapnya ada di sini.

Waktu itu saya panik karena saya tidak mengalaminya pada kelahiran anak pertama. Menurut informasi yang saya terima waktu itu, bayi harus diberikan banyak minum. Nah, saya berpikir bahwa ASI saya kurang banyak. Maka susu formula lagi-lagi saya berikan saat itu dikombinasikan dengan pemberian ASI dan keterusan sampai anak saya berumur 6 bulan.

Anak ketiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun