Mohon tunggu...
Ellys Utami Purwandari
Ellys Utami Purwandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pecinta travelling, fotografi, dan masih terus belajar dalam menulis. Mimpi terbesar adalah ingin menimba pengalaman dari berbagai belahan dunia. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Petualangan Seru ke Kota Suku Nabatean di Petra

15 Mei 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:32 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini suhu udara kota Wadi Musa cukup sejuk. Prakiraan cuaca yang tertera di handphone menunjuk ke angka 25º celcius. Setelah semalaman beristirahat, kami merasa sudah cukup segar dan fit. Tidak mau berlama-lama dalam kamar, setelah semua mandi dan saya membereskan koper, pukul 07.10 kami bergegas keluar dan sarapan di restoran hotel. Roti bakar dengan selai keju ditambah sebutir telur rebus, saya rasa sudah cukup menjaga stamina sampai siang nanti.

Sesuai rencana, pagi ini kami langsung check out dari hotel. Untuk berkeliling Petra, butuh waktu lama, mungkin sampai batas waktu check out jam 12an. Daripada terburu-buru dan tidak nyaman, lebih baik kami langsung check out saja. Siangnya kami mau langsung kembali ke Amman.

Setelah urusan administrasi hotel selesai, bergegas kami menuju Petra. Hanya berjalan 200 meter saja dari hotel Candle, kami sudah sampai di depan loket pembelian tiketnya. Loket ini terkesan non permanen, sepertinya sedang direnovasi.

Untuk masuk ke situs arkeologi Petra kita harus membayar tiket sebesar 50 JOD setara dengan 70 USD atau Rp. 690.500 per orang, (obyek wisata bertiket paling mahal selama kami traveling). Untuk anak usia 15 tahun ke bawah, free atau gratis. Jadi untuk kami berlima, hanya membeli 3 tiket saja. Tak lupa kami mengambil peta sebagai panduan.

Kalau berniat berpetualang ke Petra lebih dari sehari, ada baiknya membeli paket. Untuk paket 2 hari tiketnya 60 JOD dan untuk 3 hari 'hanya' 55 JOD.

***

Petra ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1985 dan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia tahun 2007. Dalam bahasa Yunani Petra berarti batu, dan orang Arab menyebutnya Al-Bitra. Tempat ini awalnya adalah ibukota kerajaan suku Nabatean. Suku ini tinggal di selatan Jordan hingga ke sebelah utara Damaskus.

Mereka hidup dengan berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading yang berasal dari Arab bagian selatan dan India timur.  Petra menjadi  jalur strategis perdagangan yang menghubungkan Cina, India dengan kota-kota pelabuhan di pesisir Mediterania.

Setelah saya baca dibeberapa artikel, suku Nabath ini adalah suku Arab kuno yang hidup pada  300 tahun sebelum masehi. Merupakan keturunan kaum Tsamud yaitu kaum nabi Sholeh. Mereka adalah kaum yang dianugerahi kemahiran memahat dan mengukir batu-batu keras.

Petra, kota yang terletak di antara teluk Aqaba dan laut mati. Berada pada ketinggian 800 sampai 1.396 meter di atas permukaan laut. Kota ini dibangun dengan memahat dinding-dinding batu dan letaknya tersembunyi karena dikelilingi gunung. Maka tak heran konon Petra terlindung dari badai pasir dan sulit ditembus musuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun