Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tenor Kredit Kendaraan Lebih Lama, Berbagai Ekses Akan Terjadi?

6 Juli 2025   07:02 Diperbarui: 6 Juli 2025   12:20 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kredit kendaraan bermotor.(Shutterstock/THX4STOCK via Kompas.com)

Kemudian tidak hanya itu saja ada dampak positif dan negatif lainnya yang masih harus dihadapi oleh konsumen. Misalnya, secara tidak langsung konsumen sepertinya dikejar-kejar hutang, apalagi bila dalam memutuskan untuk kredit mobil tersebut tidak dilalui dengan pertimbangan yang matang. Dengan demikian, lebih jauh lagi mereka tidak tenang bila tibanya masa jatuh tempo yang pada akhirnya akan mengganggu kinerja (bila mereka sebagai pekerja) atau bila mereka sebagai pebisnis, mereka akan dikejar-kejar utang yang akan mempengaruhi kegairahan ber-bisnis.

Ekses Tenor Panjang

Dengan diberlakukannya tenor lebih lama tersebut, maka akan menimbulkan berbagai ekses yang ada. Dengan semakin mudahnya memiliki kendaraan (mobil), maka jumlah kendaraan (mobil) terus bertambah (tumplek), jalan semakin semerawut dan macet, akan terjadi parkir sembarangan di gang (bagi mereka yang tidak memiliki garasi) , parkir di bibir jalan, dan parkir sembarang tempat.

Bagi konsumen dari kalangan pekerja, akan mendorong mereka untuk bekerja malas, jika penghasilannya habis untuk membayar kredit atau sebagian besar dari penghasilannya tersita untuk membayar kredit dan potensi perbuatan negatif akan tmbul demi membayar cicilan.

Bagaimana Sebaiknya?

Dalam menyikapi tawaran dealer dan atau lembaga pembiayaan (bank/leasing) tersebut, konsumen harus bijak, harus berpikir matang, harus mengedekan rasionalitas ketimbang emosional.

Memang tenor lebih lama tersebut suatu peluang besar bagi konsumen untuk bisa memiliki kendaraan (mobil), apalagi dealer dan atau lembaga pembiayaan (bank/leasing) sangat gencar mempromosikan kepemilikan kendaraan secara kredit dengan tenor lebih lama tersebut.

Tidak heran, jika mereka memasang banner, spanduk dan bentuk iklan lainnya yang menggoda konsumen dengan menawarkan tenor kredit lebih lama tersebut. Mereka akan memburu kosumen sebanyak-banyaknya. Petugas atau sales atau tenaga penjual justru akan mengarahkan konsumen untuk membeli secara kredit, agar mereka memperoleh keuntungan yang lebih dari penjualan secara kredit tersebut.

Pengalaman saya pada saat mau membelikan sepeda motor anak saya dua puluh tahun yang lalu, (maaf) motor tersebut saya akan beli secara tunai (cash). Pada saat saya sudah berada di dealer motor yang sudah mempunyai brand tersebut bahkan sudah termasuk dalam salah satu top brand tersebut, pihak penjual atau sales yang ada mempertanyakan masalah pembayaran, "bapak mau membayar cash atau kredit?", saya jawab/bilang, saya mau membeli secara tunai (cash). Petugas penjualan atau sales tersebut merayu, "bapak membeli secara kredit saja" !. Saya jawab kembali, tidak!, saya mau membeli secara cash.

Begitu juga, pada saat saya berada di kasir, petugas kasir pun kembali mempertanyakan masalah pembayaran, cash atau kredit. Inilah fakta yang ada, inilah fenomena yang berkembang.

Artinya, karena akan banyak pihak yang terlibat, pihak penjual, pihak dealer, pihak leasing, pihak ansuransi, pihak bank, pihak petugas dan lainnya akan diuntungkan bila konsumen membeli secara kredit.

Dalam hal ini, tinggal konsumen, jika tergoda dengan godaan atau bujuk rayu tersebut, maka bisa saja konsumen yang tadinya mau membeli secara tunai beralih dengan membeli secara kredit.

Sekali lagi, bila disimak bahwa penjualan secara kredit banyak pihak yang akan terlibat, maka dengan demikian, semakin banyak konsumen atau masyarakat membeli secara kredit tersebut, semakin banyak pula pihak-pihak yang diuntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun