Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Tenaga Pencerdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi UMP

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jangan Dibiarkan Unit Bisnis Di Negeri Ini Berguguran !

23 Mei 2025   17:21 Diperbarui: 23 Mei 2025   17:21 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Oleh Amidi

Pasca pandemi, diharapkan tidak ada lagi unit bisnis di negeri ini berguguran, ternyata tidak demikian. Unit bisnis yang berguguran di neneri ini terus bertambah, baik unit bisnis milik swata nasional maupun milik swasta asing.

Publik akhir-akhir ini sering disuguhkan oleh media massa maupun media sosial tentang berita atau konten yang menginformasikan unit bisnis tutup alias bangkrut.

Di blog Kampasiana.com ini saja, sudah seirng disajikan mengenai artikel dan atau tulisan mengenai tutup-nya unit bisnis, seperti sudah beberapa kali di tulis oleh Bapak Merza Gamal, sesama penulis yang sama-sama sering menyuarakan atau mengangkat masalah yang terjadi dibelantika dunia bisnis.

 

Sudah Banyak Tutup.


Jika di simak, tidak sedikit pelaku  bisnis yang sudah menutup unit bisnis-nya, baik unit bisnis raksasa yang mempunyai toko ribuan maupun unit bisnis besar yang diperankan oleh pelaku bisnis yang sudah kawakan. Sebut saja, misalnya Alfamart sedikitnya sudah menutup 500 lebih toko atau gerai-nya sepanjang tahun 2024. (lihat kontan.co.id,  23 Mei 2025).Kemudian gerai Trasnamrt pun demikian, ada beberapa tempat sudah tutup dan yang masih bertahan pun harus berjuang sekuat tenaga untuk tetap bertahan.

Pada tahun 2022 terdapat sedikitnya 95  gerai Transmart, karena ada yang ditutup, sehingga pada tahun 2023 hanya tinggal 86  gerai dan pada awal tahun 2025 ini merosot lagi, sehingga jumlahnya tinggal sekitar 60 an gerai saja (lihat wikipedia.org).

Tidak hanya itu, tetapi masih ada lagi ritel modern baik milik swasta nasional maupun swasta asing, yang sudah tutup di negeri ini. Seperti Carrefour, GS Supermarket,  Lulu Hypermarket,  Giant dan lain-nya.

GS Supermarket milik pelaku bisnis swasta asing  yang berasal dari Korea Selatan setidaknya sudah menutup 10 gerai-nya yang tersebar di negeri ini.  Begitu juga dengan LULU Hypermarket milik waralaba asal Uni Emirat  Arab. LULU Hypermarket sudah menutup beberapa gerai-nya yang tersebar di negeri ini. Begitu juga dengan Giant, juga telah menutup  semua gerainya  pada Juli 2021. (lihat CNN Indonesia.com,  10 Mei 2025).

Begitu juga dengan pemilik ritel modern yang hanya memiliki beberapa unit gerai pun juga sudah menutup gerai-nya. Seperti Hero, Ramayana, dan beberapa yang lain-nya yang se kapasitas unit bisnis tersebut. Di Palembang, sudah tidak ada lagi Giant, sudah tidak ada lagi HERO, sudah tidak ada lagi Ramayana.

Belum lagi unit bisnis di luar ritel, seperti manufaktur, pabrik tekstil,  pabrik roti, pabrik makanan lainnya. Kini  belum lenyap ingatan anak negeri ini tentang  adanya kasus PT Sritex tutup, mulanya pelaku bisnis pada unit bisnis ini melakukan PHK besar-besaran, akhirnya menutup unit bisnis tersebut.

Begitu juga dengan unit bisnis atau industri perbankan, yang sudah tutup. Ratusan kantor bank yang sudah tutup. Bank BUMN pun terpaksa harus di merger, termasuk bank syariah yang masih bertngger pada bank konvensional pun harus dimerger..

Ditambah lagi adanya pelaku bisnis yang sampai saat ini sudah tertatih-tatih menghadapi pasar yang sepi, tidak sedikit pelaku bisnis yang sudah berada pada posisi "hidup segan mati tak mau". Terkadang mereka bertahan dengan strategi atau siasat yang semampunya yang dapat mereka lakukan. Ada yang hanya memindahlan lokasi/tempat unit bisnisnya dari suatu lokasi ke lokasi lain, dari Mal ke pusat pertokoan saja, untuk menekan biaya sewa. Ada yang menyulap unit bisnisnya dengan memperkecil kapasitas bisnis-nya, agar bisa bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun