Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Tenaga Pencerdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Pertumbuhan Ekonomi Negeri Ini Cenderung Stagnan?

13 Mei 2025   10:28 Diperbarui: 18 Mei 2025   20:54 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Shutterstock/David Carillet)

Oleh Amidi

Pertumbuhan ekonomi negeri ini pada kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan angka dibawah 5 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 tumbuh sebesar 4, 87 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di periode yang sama tahun 2024. (finance.detik.com, 9 Mei 2025).

Dengan demikian bahwa perekonomian negeri ini harus mendapatkan perhatian yang serius, semua pihak yang terlibat dalam manajemen negeri ini "harus berhati-hati".

Apalagi bila kita menilik laporan Kementerian Ketenagakerjaan yang mencatat sedikitnya ada 24.036 orang pekerja yang sudah terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang Januari hingga April 2025. (lihat finance.detik.com)

 

Pertumbuhan Stagnan!

Bila disimak, pertumbuhan ekonomi negeri ini masih bertengger pada angka kisaran 5 persen, baik angka pertumbuhan kuartal maupun angka pertumbuhan dalam tahunan (year on year).

Angka pertumbuhan ekonomi nasional tersebut, merata diikuti oleh berbagai daerah di negeri ini, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi yang stagnan tersebut terjadi juga di berbagai daerah di negeri ini.

Seperti pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, memang pada kuartal pertama tahun 2025 ini mengalami peningkatan. Dimana ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan atau kuartal pertama tahun 2025 tumbuh sebesar 5,22 persen.

Kondisi ini menunjukkan kepada kita bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan pun masih bertengger pada angka kisaran 5 persen-an.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi negeri ini dan juga terjadi di daerah-daerah adalah "stagnan" bahkan cenderung turun.Mengapa kita sulit untuk menerobos pertumbuhan ekonomi di atas angka 5 persen tersebut? Untuk mencapai angka 6 persen pun sepertinya kita harus berjuang dan "bekerja keras".

Kontradiksi?

Kondisi perekonomian yang dicerminkan oleh pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan tersebut mengindikasikan terjadinya kontradiksi. Di satu sisi kita ingin memacu laju pertumbuhan. Presiden Prabowo Subianto mencanangkan pertumbuhan ekonomi negeri ini supaya mencapai 8 persen, sementara kondisi di lapangan yang terjadi sebaliknya, ekonomi melambat atau melemah.

cnbcIndonesia.com, 8 Mei 2025, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, semakin melemahnya ketahanan ekonomi Indonesia kini terlihat dari pergerakan kurs rupiah yang melemah terhadap dolar AS. Padahal, indeks dolar cenderung tengah tertekan efek kebijakan tarif Trump.

Dulu ketika ada shock di tingkatan dunia, perekonomian Indonesia sering disebut cukup "resilient. Bahkan the economist tahun 2011 atau 2012 menyebut Indonesia sebagai "The Komodo Economy".

Dikatakan Yose, apakah kita masih akan menjadi komodo ekonomi? Mudahan-mudahan tidak menjadi cicik ekonomi, tegasnya. (lihat cnbcindonesia.com)

Mengapa Stagnan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun