Oleh Amidi
Begitu bulan Ramadhan akan tiba, pelaku bisnis  mulai mempersiapkan segala sesuatunya, untuk menyambut tibanya bulan Ramadhan. Pelaku bisnis  akan melakukan penyesuaian volume produksi, penataan produk yang akan dijual, dan Pernak-pernik bisnis lainnya pun mereka lakukan.
Â
Miningkat Sementara!
Semua langkah dilakuakn pelaku bisnis dalam rangka menyambut tibanya bulan Ramadhan,  singkat kata, terjadi peningkatan kegairan dalam melakoni bisnis, karena konsumen akan melakukan berbagai permintaan dalam rangka memenuhi  kebutuhan berbuka puasa dan menyambut Hari Raya Idul Fitri atau lebaran. Tidak heran, kalau dikalangan para pelaku bisnis terjadi "kegairahan" dalam melakoni bisnis mereka. Namun, sayang peningkatan kegairahan bisnis tersebut sifatnya sementara, hanya selama bulan Ramadhan saja.
Tidak jarang, pelaku bisnis membuka unit bisnisnya sampai larut malam, bahkan ada yang membuka unit bisnis-nya 24 jam sepanjang bulan Ramadhan. Hal ini mereka lakukan, karena mereka akan menyesuaikan dengan keadaan konsumen yang akan berbelanja itu sendiri. Ada konsumen yang baru sempat berbelanja pada malam hari atau larut malan, karena kesibukan dan karena mereka harus menjalankan ibadah sholat tarawih terlebih dahulu.
Â
Kegairahan Bisnis Menurun.
Kondisi itu berjalan sepanjang bulan Ramadhan, puncaknya adalah menjelang seahri atau dua hari hari "H" lebaran.
Namun, bila di simak saat ini atau pasca bulan Ramadhan, kegairahan bisnis tersebut mulai mengendor, tidak sedikit pelaku bisnis mulai keluar pasar atau menarik diri dari pasar atau berhenti melakukan bisnis.  Hal ini jelas, terlihat pada kelompok pelaku bisnis dadakan sepanjang bulan Ramadhan. Selama  bulan Ramadhan, pelaku bisnis dadakan tersebut bertahan melakoni unit bisnis-nya, menjual makanan/minuman atau takjil, namun, pasca bulan Ramadhan mereka berhenti melakukan bisnis alias tidak berjualan lagi.
Mengapa kebanyakan pelaku bisnis yang melakoni bisnis-nya selama bulan Ramadhan tersebut, pasca bulan Ramadhan  pada berhenti melakukan bisnis atau berhenti berjualan. Mengapa pelaku bisnis yang selama ini sudah eksis justru pasca bulan Ramadhan mulai terlihat "lesu" atau "tidak bergairah lagi"?
Bila dicermati, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pelaku bisnis dadakan berhenti melakukan bisnis pasca bulan Ramadhankan atau pelaku bisnis sudah tidak bergairah lagi melakukan bisnis-nya.
Pertama. Memang daya beli konsumen atau masyarakat  mengalami penurunan, hanya ada kegairahan atau peningkatan (walaupun tidak secara signifikan) selama bulan Ramadhan. Nah!, pasca bulan Ramadhan, penurunan daya beli tersebut mulai terjadi lagi atau terlihat kembali lagi.
Baik konsumen yang berbelanja pada pelaku bisnis dadakan maupun pelaku bisnis yang memang sudah permanen dan memang sudah eksis selama ini. Bila diperhatikan, secara kasat mata, memang ada peningkatan dan atau intensitas jumlah konsumen yang berbelanja pada bulan Ramadhan, namun peningkatannya tidak signifikan. Apalagi, jika dibandingkan dengan kondisi konsumen dari bulan Ramadhan tahun lalu dengan kondisi konsumen bulan Ramadhan tahun ini. Rri.co.id,  mensitir bahwa minat pmbeli di bulan Ramadhan tahun 2025 ini  turun dibandingkan dengan bulan  Ramadhan tahun 2024. (lihat rri.co.id, 14 Maret 2025).