Mohon tunggu...
AMI MUSTAFA
AMI MUSTAFA Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Apalah apalah, jangan ribet! aku sendiri sudah cukup ribet orangnya

Nulis suka-suka, tema suka-suka, konsistensi suka-suka

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jadi Penulis Atau Jadi Pembaca

26 November 2020   12:14 Diperbarui: 26 November 2020   12:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seorang penulis pasti akan membaca. Entah seberapa banyak atau seberapa sedikit. Entah membaca tulisan yang bagus atau tulisan yang buruk. Minimal dia akan membaca apa yang sudah ditulisnya saat sedang membuat sebuah tulisan. Malah baru mau pindah ke paragraf kedua saja penulis perlu membaca lagi paragraf pertama untuk memastikan plot. Belum lagi ketika dia butuh referensi, atau data, penulis akan membaca tulisan yang sudah ada lebih dulu yang berkaitan dengan tulisan yang sedang digarap.

Setelah tulisannya selesai penulis akan membacanya ulang bahkan berulang-ulang untuk memastikan tulisannya sudah sesuai dengan apa yang ada dipikirannya. Saya tidak bisa membayangkan ada seorang penulis yang tidak membaca. Lantas bagaimana dengan tulisan yang dia buat kalau tidak dibaca lebih dulu? 

Memang ada sih penulis yang malas membaca. Hanya menuangkan apa yang ada dalam pikirannya saja. Setelah selesai dibaca sekilas lalu ditinggalkan begitu saja. Atau meminta seseorang untuk membaca sekaligus menyunting. Tak usah jauh-jauh, saya pernah jadi penyunting tulisan seorang teman penulis yang malas membaca, hehe.

Semakin banyak seorang penulis membaca, entah itu koran, buku, novel, blog, majalah, artikel di internet, maka semakin bagus dan berisi tulisannya.

Penulis sudah seharusnya lebih banyak membaca. Dengan sering membaca, penulis akan terbiasa dengan kata, kalimat, dan paragraf. Itu memudahkannya untuk menuliskan apa yang dipikirkan. Dari membaca juga jadi punya banyak ide untuk menulis.  Semakin banyak yang kita baca, akan semakin banyak juga ide yang akan kita dapatkan. Punya banyak contoh gaya penulisan.

Membaca akan memunculkan pandangan baru, ilmu baru, wawasan baru, sudut pandang baru dan pengetahuan baru. Hal-hal itu bisa menjadi sumber tulisan yang berharga.

Seorang pembaca belum tentu menulis. Baca ya baca saja. Asal sudah dapat informasi, data atau pengetahuan yang diinginkan ya sudah. Padahal apa yang sudah dibaca akan lebih mudah dipahami dan lebih lekat dalam ingatan kalau dituliskan. Menuliskan intisari dari apa yang sudah dibaca misalnya. Jika memang belum ada ide menuliskan hal baru.

Surat dalam Al-Qur'an yang pertama kali diturunkan adalah tentang membaca. Iqra, bacalah. Betapa pentingnya membaca. Tapi menurut saya demi kepentingan membaca ini maka menulislah. Setidaknya menuliskan apa yang sudah dibaca. 

Mau memilih jadi pembaca saja atau penulis kembali ke pilihan masing-masing. Keduanya sama baik. Asal jangan malas membaca apalagi malas menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun