Di era modern saat ini, banyak orang membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Infomasi kini bisa dengan mudah didapat dengan adanya media-media yang beredar. Mulai dari media konvensional, media online. Media konvensional dan media online berbeda namun memiliki keterkaitan. Seorang jurnalis juga dituntut untuk kreatif dan tanggap dalam memilih serta menyebarkan informasi, karena informasi bisa diperoleh dari kalangan manapun dengan media yang sudah berkembang.
Jurnalisme Multimedia
Deuze, 2004 (dalam Hasfi, 2004) menyebutkan, ada dua definisi multimedia dalam konteks jurnalistik. Pertama, presentasi paket berita di web dengan menggunakan dua atau lebih format media, seperti audio, visual, teks, musik, foto bergerak dan diam, animasi grafis, termasuk melibatkan elemen-elemen hipertekstual dan interaktifitas (Online Journalism; Deuze 2003a dalam Deuze, 2004).
Jurnalisme konvensional tidak jauh berbeda dengan jurnalisme online, hanya penyebaran yang digunakan jurnalime konvensional adalah media yang berdimensi secara cetak (koran, majalah, tabloid) sebagai media untuk menyebarkan informasi.
- Jurnalis konvensional setelah ia mendapatkan data ia harus kembali terlebih dahulu ke kantor untuk menulis dan memberikannya kepada redaktur, masih melewati tahap editing, layouting, dan cetak.
- Berita konvensional cenderung menggunakan kaidah bahasa baku yang sesuai dengan EYD.
- Panjang tulisan pada jurnalisme konvensional terbatas karena adanya batasan halaman.
- Media konvensional hanya bisa mengikutsertakan multimedia berupa gambar atau foto saja, karena sifatnya yang cetak dan ruang yang terbatas.
- Untuk media konvensional, agak susah untuk mengarsipkan informasi, apalagi menyangkut topik tertentu. Media konvensioanl butuh ketelatenan berupa kegiatan mengkliping.
- Pembaca tidak bisa memberi respon.
Jurnalisme Masa Depan
Jurnalisme masa depan adalah bagaimana wartawan masyarakat luas menjadi satu dan media menjadi saluran untuk menyampaikan berbagai informasi yang mereka dapatkan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa media hanya menjadi pelengkap masyarakat luas dalam menyampaikan informasi yang didapat.
Jurnalisme di masa depan tentunya sudah sangat berbeda dengan jurnalisme pada masa lampau. Masyarakat yang dulunya pasif sekarang sudah menjadi aktif. Masyarakat akan menjadi komentator dengan cara mengawasi media dan membuat berita. Hal ini dapat dikatakan masyarakat sebagai watchdog (anjing penjaga) dan pembuat berita sekaligus. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat sekaligus penulis berita mengawasi jalannya pemerintahan untuk membela kaum yang lemah. Mengawasi di sini adalah mengawasi segala kebijakan pemerintah apakah sudah terlaksana dengan baik atau tidak. Selain itu, jurnalisme masa depan ini mengubah arti dari press yang dulunya hanya cetak melainkan media semuanya dapat dikatakan sebagai pers.
Jurnalisme terus berkembang hingga muncul beberapa macam jurnalisme seperti:
Jurnalisme Online
- Jurnalisme online adalah kegiatan jurnalistik berupamenyiapkan, mencari fakta dan data, melaporkan dan mempublikasikan dengan menggunakan world wide web(www) sebagai media.
- Jurnalisme online tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu.Asalkan ada PC/laptop/notebook dan line telepon sebagai syarat utama semua orang bisa mengakses informasi kapan dan dimanapun.
- Jurnalis online bisa langsung menulis dan mempublishnya dengan segera. Tidak lama kemudian informasi sudah tersebar di masyarakat.
- Jurnalisme online tidak terlalu terpaku pada kaidah bahasa yang digunakan jurnalistik secara umum. Bahasanya lebih santai dan interaktif, namun singkat tergantung karakter penulisnya.
- Jurnalisme online sangat rentan dalam hal kredibilitas. Karena dunia online adalah milik semua orang jadi siapa saja bisa mengakses dan mempublikasikan informasi.Orang yang tidak memiliki keterampilan yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online.
- Panjang tulisan bebas, namun bukan berarti jurnalisme online bisa bebas menulis informasi begitu saja sepanjang mungkin. Jurnalisme online harus memperhatikan diksi agar tulisan tidak bertele-tele dan singkat. Hal ini dikarenakan orang membaca lebih lambat 25% pada layer.
- Media online, kita bisa mengikutsertakan gambar atau foto, kemudian suara (audio) dan bahkan video.
- Informasi dalam media online lebih mudah diarsipkan dan ditelusuri di kemudian hari selama data tersebut belum dihapus dan web yang bersangkutan masih ada.
- Jurnalisme online lebih interaktif dengan pembaca dan bisa langsung memberi respon informasi dalam media online secepat ia mendapatkan informasi tersebut.
- Dalam berita online sering ditemukan kalimat "berita terkait" disana kita bisa langsung menemukan berita yang masih berhubungan dengan berita yang sebelumnya kita baca.
