Mohon tunggu...
SLAMET FIRDAUS
SLAMET FIRDAUS Mohon Tunggu... Guru - Motivasi separuh hidup di dunia

Guru Sekolah Dasar Indonesia. Kompetensi; Guru Kelas SD/Guru Matematika. Pendidikan; S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Semarang/Tadris Matematika Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Empat Pilar Belajar Menjadi Tuntutan Bagi Guru untuk Aktif dan Kreatif di Era Digital

8 Februari 2021   22:28 Diperbarui: 9 Februari 2021   05:21 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di masa Pandemi saat ini profesi guru dalam menjalankan tugasnya tetap harus memperhatikan empat pilar belajar bagi peserta didik. Kecakapan-kecakapan yang harus dimiliki peserta didik menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru memasuki abad 21 tidaklah ringan. Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan.

Berikut empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan, yaitu:

1. Learning to know (Belajar untuk Mencari Tahu)
Belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan media atau alat yang ada. Media bisa berupa buku, orang, internet, dan teknologi yang lainnya.


2. Learning to do (Belajar untuk Mengerjakan)
Belajar untuk melakukan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari belajar mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar untuk berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja. Terkait dengan pembelajaran di dalam kelas, maka belajar untuk mengerjakan ini sangat diperlukan latihan keterampilan bagaimana peserta didik dapat menggunakan pengetahuan tentang konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu dalam mata pelajaran lainnya atau dalam kehidupan sehari-hari.

3. Learning to be (Belajar untuk Menjadi Pribadi)
Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter pada diri sendiri. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadiannya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial, sehingga dalam pembelajaran guru memiliki kewajiban untuk mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya agar peserta didik dapat menentukan pilihannya.


4. Learning to live together (Belajar untuk Hidup Berdampingan)
Hal ini sangat penting karena masyarakat yang beragam, baik dilihat dari latar belakang, suku, ras, agama atau pendidikan. Pada pembelajaran peserta didik harus memahami bahwa keberagaman tersebut bukan untuk di beda-bedakan, melainkan dipahami bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, saling membantu dan menghargai satu sama lain sangat diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman, sehingga individu dapat belajar dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.


Jika dicermati keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk kreatif, bekerja secara tekun dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan tuntutan tersebut seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan lebih aktif dan lebih kreatif. Guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk, tetapi terutama sebagai proses. Guru harus memahami disiplin ilmu pengetahuan yang ia tekuni sebagai ways of knowing. Guru harus mengenal peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang dalam proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan emosional maupun perkembangan moralnya. Guru harus memahami pendidikan sebagai proses pembudayaan sehingga mampu memilih model belajar dan sistem evaluasi yang memungkinkan terjadinya proses sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, sikap dalam proses mempelajari berbagai disiplin ilmu.


Menurut International Society for Technology in Education karakteristik keterampilan guru abad 21 di mana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi keterampilan guru abad 21 ke dalam lima kategori, yaitu: mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas peserta didik, merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan penilaian era digital, menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, serta berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun