Mohon tunggu...
Andina Meryani
Andina Meryani Mohon Tunggu... -

Always learning to be a better mom..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan takut ke dokter!

3 September 2013   21:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:24 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagian besar orang, termasuk saya dan Anda barangkali, enggan sekali melangkahkan kaki ke rumah sakit atau klinik dokter untuk sekedar mengecek kesehatan. Apalagi saat kondisi dirasa sehat walafiat. Lha, ngapain ke dokter kalau enggak sakit? Mungkin stigma itu sudah terpatri di benak banyak orang, mengingat pergi ke dokter pastilah mengeluarkan kocek yang tidak sedikit.

Tapi apa benar berkunjung ke dokter itu hanya saat kondisi badan tidak fit alias sakit saja? Nyatanya, memeriksakan kesehatan rutin ke dokter sebelum datangnya suatu penyakit menekan biaya dan risiko yang lebih besar di masa yang akan datang.

Misalnya, ketika kita sakit gigi lalu kita pergi ke dokter gigi. Saya jamin dokter akan menyarankan Anda datang kembali dan memberi resep terlebih dahulu karena dokter tidak bisa mengambil tidakan yang bisa membahayakan pasien. Mungkin Anda harus datang lagi hingga 2-3 kali, dan kemudian ditindaklanjuti dengan tindakan yang sungguh menyakitkan. Dan yang lebih menyakitkan adalah, tagihan yang Anda terima, wow.. mahalnya sakit itu.

Coba bandingkan saja, jika kita patuh dengan anjuran untuk memeriksakan gigi setiap 6 bulan-1 tahun sekali meskipun tanpa keluhan, insya ALLAH kita tidak perlu bolak-balik ke dokter sambil terus menahan rasa sakit. Dokter pun akan melakukan tindakan yang sifatnya preventif ketimbang reaktif kan.

Begitu juga pengalaman saya dengan dokter THT. Waktu masih kuliah, saya adalah salah satu “korban” dokter THT di RS Dr Sarjito. Selama sebulan, entah berapa kali saya harus bolak-balik untuk mengambil kotoran telinga yang mengeras. Jangan ditanya bagaimana rasanya, selain sakit saya juga capek bolak-balik, makan biayadan waktu. Memang sih waktu itu sebagian biaya pengobatan ditanggung asuransi kampus, eh tapi ya saya juga tetep keluar biaya meski terjangkau tapi kan lumayan juga buat anak kost. Huft.. setelah si kotoran telinga membandel itu keluar, akhirnya saya pun nurut saran dokter untuk tidak membersihkan telinga sendiri dan harus kontrol minimal 6 bulan-1 tahun.

Selain gigi dan THT, masih banyak kok dokter yang perlu kita kunjungi sebagai bentuk pencegahan atau mengurangi risiko kita terhadap penyakit. Misalnya pap smear ke dokter kandungan untuk mendeteksi sejak dini risiko kanker serviks. Jadi, ke dokter kandungan bukan cuma saat hamil doang lho ya. Kalau ada rejeki lebih atau syukur-syukur ditanggung asuransi sih, enggak usah ragu untuk memeriksakan kesehatan ke dokter. Tapi.. ada baiknya sebelum ke dokter kita cari rekomendasi dulu dokter-dokter mana yang oke diajak komunikasi. Jangan sampai ke dokter tapi sia-sia belaka karena dia pelit informasi, kan tujuan kita untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan. Jadi pasien juga harus cerewet sama dokternya, bertanyalah sebanyak-banyak tentang kesehatan kita dan tindakan preventifnya. Jadi, gak perlu tunggu sakit kan untuk ketemu dokter?


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun