Mohon tunggu...
Amalia Adhandayani
Amalia Adhandayani Mohon Tunggu... Freelancer - Akademisi.

Mempelajari psikologi dan kepribadian manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Menelisik Kepribadian Para Pemerkosa

10 Desember 2018   11:46 Diperbarui: 20 Mei 2022   23:07 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencari korban pemerkosaan. (KOMPAS.COM/HANDOUT)

Pameran pakaian korban perkosaan di Belgia. (sumber: Kansas Photographer Jennifer Sprague)
Pameran pakaian korban perkosaan di Belgia. (sumber: Kansas Photographer Jennifer Sprague)
Lebih lanjut, konsumsi alkohol dan obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko adanya pemerkosaan, namun hal ini tidak berpengaruh pada keadaan mental pemerkosa. Alkohol hanyalah alat untuk melancarkan perkosaan, dengan anggapan bahwa saat korban mabuk dan tidak mampu melawan semakin sedikit pula kekuatan fisik dan paksaan yang digunakan sehingga pemerkosa dapat merasionalisasi bahwa pemerkosaan terjadi atas dasar "suka sama suka".

Di satu sisi, seseorang yang memang memiliki keinginan kuat untuk memperkosa pun dapat memaksa tanpa harus membuat korbannya mabuk terlebih dahulu. Ia pun secara sadar mampu memahami bahwa hubungan seksual akan terjadi dengan penolakan, sehingga pelaku sadar untuk membuat korbannya terluka atau tidak mampu melawan saat hubungan seksual terjadi.

Kepribadian Pemerkosa    

Baru-baru ini, dikenal bahwa sebenarnya manusia memiliki "kepribadian gelap" atau disebut Dark Triad. Kepribadian ini dicirikan dengan adanya kesombongan dan sikap egois (Narsisistik); tindak manipulasi dan sinisme (Machiavellianisme); serta sikap sosial yang tidak berperasaan/sadis dan impulsif (Psikopat). 

Umumnya, pemerkosa seringkali didiagnosis mengalami gangguan kepribadian anti-sosial atau psikopat (Gannon et al., 2008), yang juga nampak dalam kepribadian Dark Triad ini.

Selain itu, dari banyak penelitian, narsisistik terkait erat dengan penerimaan mitos terhadap perkosaan, karena kepribadian ini ditandai dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi, pemujian yang berlebihan terhadap diri sendiri sehingga ia cenderung mengabaikan perasaan orang lain dan merasa memiliki hak atas segala hal, seperti berhak melakukan hubungan seksual terhadap siapa saja. 

Sedangkan kepribadian psikopat berhubungan kuat dengan paksaan seksual, yang mana ditandai dengan kecenderungan seseorang untuk bersikap agresif, impulsif, dan tidak bertanggung jawab. 

Hal ini didukung dengan banyaknya fakta bahwa umumnya pemerkosa melakukan paksaan dan kekerasan tanpa berpikir jangka panjang untuk sesegera mungkin memenuhi hasrat mereka, yangmana seringkali diakhiri dengan penyesalan. 

Lebih lanjut, Machiavellianisme terkait dengan sifat licik, manipulatif, dan bermuka dua yang sering muncul pada pelaku-pelaku pemerkosaan, seperti berjanji membelikan permen atau uang pada korbannya (pada kasus pedofilia). 

Dark Triad juga memfasilitasi strategi eksploitatif dalam mencari pasangan, yang dibuktikan bahwa trait kepribadian ini memiliki andil dalam suksesnya eksploitasi seksual melalui penipuan, yang ditunjukkan dengan hubungan interpersonal yang agresif, manipulatif, fantasi seksual yang menyimpang, serta rendahnya empati yang dimiliki pelaku pemerkosaan (Jonason, Lyons, Baughman, & Vernon, 2014). 

Tak jarang, Dark Triad dikaitkan dengan orang yang tidak diinginkan secara sosial dan memiliki masalah hubungan interpersonal. Kurangnya empati dan berprinsip pemuasan kebutuhan atau tujuan menjadikan orang dengan kepribadian Dark Triad yang tinggi cenderung untuk memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun