Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidya_ Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Oleh-oleh dari Akademi Lupa Diri

11 Juli 2020   17:44 Diperbarui: 13 Juli 2020   04:18 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emosi negatif yang kita ungkapkan lewat perkataan bisa merusak perasaan pasangan. |Sumber Gambar: kievcheckin.com

Tiga cara praktis menata amarah itu merupakan endapan pengalaman yang saya peras dari pengamatan mendalam. Tidak muncul begitu saja. Menguasai manajemen amarah juga tidak mudah. Butuh kerja keras dan kerja cerdas. Kalau istilah Dobson, terapi emosi dengan model pendekatan pengalaman kognitif.

Ada orang, misal Denniz, yang mengekspresikan marah dengan melakukan agresivitas kepada orang lain (directed toward others). Entah secara langsung atau tidak langsung. Entah secara lisan atau secara fisik.

Jika rasa marah kita ekspresikan mengarah ke dalam diri (directed inward) atau ditekan ke dalam hati (supressed), akibatnya dapat merusak diri sendiri. Macam-macam dampaknya. Dari risiko tekanan darah tinggi hingga belitan depresi. Dari kecanduan alkohol hingga menyakiti diri sendiri. Dari penyakit pernapasan hingga bunuh diri.

Tidak banyak orang seperti Mehrin yang rasa marahnya mampu ia kontrol dengan baik (well controlled). Rasa marah, termasuk emosi lain seperti cemas dan sedih, justru menyehatkan jika dikelola dengan baik dan dilakukan secara positif (Bhave & Saini, 2009).

Orang yang Merasa Besar

Pipi Mehrin panas. Seperti menerima tamparan keras dari lelaki yang dicintainya. Denniz tidak menjelaskan apa-apa tentang mengapa ia marah begitu rupa.

Keesokan harinya, saat matahari masih sejengkal di ufuk timur, ia dengar suara Denniz memanggil namanya di balik pintu rumah.

Mehrin berjalan ke pintu dan berkata, "Sayang sekali, gengsi dan ego membuat 'orang yang merasa besar' lupa bahwa mereka bisa belajar banyak hal dari 'orang kecil'!"

Denniz tertegun dan berteriak. "Buka pintu, Mehrin...."

Mehrin tidak goyah. "Mungkin benar katamu semalam, Denniz. Aku memang tidak mampu membeli derajat, tapi percayalah aku sanggup membeli kamu!"

Amel Widya

Referensi:

  • Keith S. Dobson. Edisi Ketiga. 2010. Handbook of Cognitive Behavioral Therapies. New York: The Guilford Press.
  • Marcus F Robert. 2007. Aggression and Violence in Adolescence. USA: Cambridge University Press.
  • Swati Y. Bhave & Sunil Saini. 2009. Anger Management. New Delhi: SAGE Publications India Pvt. Ltd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun