Dalam beberapa dekade terakhir, dikutip dari EasternPeak, transformasi teknologi pertanian melaju pesat. Dengan berbekal gawai dan aplikasi pertanian cerdas, petani dapat mengontrol tanaman dan ternaknya dengan lebih baik. Proses pemeliharaan ternak dan tanaman makin mudah. Hasilnya pun bisa diprediksi.
Silakan tilik infografis berikut.
Mengapa harus anak milenial? Baik, mari kita kupas tuntas alasannya.
Satu: Membaca data. Data yang dikumpulkan oleh sensor harus dibaca dan ditelaah. Kualitas tanah, misalnya, penting guna menentukan tanaman pilihan. Kondisi cuaca, misalnya, perlu untuk mengantisipasi gagal panen. Data-data tersebut lebih mudah dibaca oleh petani generasi milenial dibanding petani generasi X. O ya, data sangat penting bagi pertanian presisi.
Dua: Mengontrol kualitas. Kinerja staf, efisiensi peralatan, kemajuan pertumbuhan tanaman, atau kesehatan ternak, semuanya dapat dikontrol lewat gawai dan aplikasi pertanian cerdas. Petani yang "gagap teknologi" akan "gegar informasi" akan keteteran. Padahal, kontrol kualitas amat penting dalam menurunkan risiko produksi.
Ketiga: Menata produksi. Berkat sensor IoT, petani dapat memperkirakan hasil dan kualitas produksi, serta merencanakan distribusi produk. Petani akan tahu persis berapa banyak hasil yang akan dipanen, termasuk kualitas dan kuantitasnya.
Keempat: Mengelola gawai. Dengan otomatisasi proses maka efisiensi bisnis pertanian akan meningkat. Masalahnya, otomatisasi proses dilakukan melalui gawai. Lewat perangkat gawai pintar, petani dapat mengotomatisasi proses di seluruh siklus produksi. Sebut contoh irigasi, pemupukan, atau pengendalian hama.
Keempat hal di atas memastikan pentingnya keberadaan petani milenial. Jika gengsi yang membuat pemuda enggan menjadi petani, cobalah lirik agtech. Jika kotor yang ditakuti remaja sehingga malas bertani, selamilah bertani dalam ruangan (indoor farming).
Tentu berat bagi Pemerintah untuk mendongkrak keahlian petani dalam waktu yang singkat. Ada celah (gap) lebar antara kemampuan petani berinternet dan kemajuan agtech. Maka dari itu, generasi milenial mesti dirangsang sedemikian rupa supaya berminat menggeluti pertanian cerdas.