Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidya_ Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Dulu Aku Menyusu di Payudara Ibumu

11 Agustus 2018   00:55 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:56 4306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: manishshidu.wordpress.com

Kamu mengangguk.

"Siapa?"

Kamu menatapku. Lembut sekali. Bibirmu mendarat di keningku. "Kamu!"

Kita akhirnya mengaku saling cinta, tetapi perasaan cinta itu kita sembunyikan rapat-rapat. Tidak seorang pun kita biarkan membaca dan mengetahui perasaan kita. Baik ibumu ataupun ibuku. Baik ayahmu ataupun ayahku. 

Tetap begitu hingga usia kita memasuki tahun kedua puluh. Tubuhmu makin berisi, tubuhku makin semampai. Rambutmu tetap ikal, rambutku mayang terurai. Matamu setajam mata elang jantan, mataku setenang mata singa betina.

Hingga tiba satu hari ketika kamu berhenti mengecup keningku. Kulihat kamu berusaha menahan diri untuk tidak menggenggam jemariku. Kamu juga mulai menarik diri acapkali kupeluk dari belakang. Kamu tidak berkata apa-apa, tetapi matamu terlalu banyak bicara.

"Ada apa?"

Kamu hanya menggeleng.

"Kamu menderita karena aku?"

Kamu menggeleng lagi.

"Kamu sudah tidak mencintaiku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun