Mohon tunggu...
Amelina Junidar
Amelina Junidar Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Islam Al Azhar 67 Bukittinggi

Nama pena Elina Ajrie. Ibu rumah tangga. Hobi coret-coret semenjak kelas 3 SD. Sudah memiliki sekitar 6 buku puisi solo dan 20 antologi cerpen-puisi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermain dengan Resiko, Bukankah Menyenangkan?

18 April 2023   23:43 Diperbarui: 19 April 2023   00:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara tentang risiko, istilah ini mungkin hanya dekat dengan sesuatu yang keluar dari zona nyaman. Mengapa? Karena dalam zona nyaman, tentu takkan ada tantangan. Semua sesuai dengan alurnya masing masing. 

Selain itu, keluar dari zona nyaman berarti upaya untuk menggali kreatifitas diri. Setiap manusia itu kreatif, apalagi ketika dalam keadaan terjepit. Jangan selalu berlindung pada frasa 'saya tidak kreatif', sementara psikolog sudah membuktikan bahwa kreatifitas tidak memandang usia ataupun jenis kelamin. Itu namanya ngeyel! Malas juga iya. Sudah tahu dalam diri ada seabreg potensi, bukankah hal yang lucu apabila kita hanya berdiam diri saja menunggu kematian? Toh, semua akan menjadi tanah juga pada waktunya. 

Lalu mau bagaimana? Ya, kreatif dong. Supaya ketika nanti menghadap Allah, nggak terlalu menyesal-lah. Apa gunanya menahan diri jika banyak hal akan disesali nanti?

Kalau dihubungkan dengan film, kita bisa mengambil contoh pada Korea Selatan atau India. Dua negara ini memproduksi film sekitar 3 atau 4 judul dalam SEHARI. Bisa bayangkan betapa sibuknya? Ya, itu melelahkan. Mengapa harus demikian? 

Nah, inilah yang disebut keluar dari zona nyaman. Bagaimana kita tahu sampai di mana batas itu jika tak pernah mencoba melampauinya? Coba ingat lagi Thomas Alfa Edison! Kalau saja dia menyerah sampai ke percobaan ketiga saja, mungkin sampai sekarang takkan ada yang kenal dengan lampu pijar. See?

Tanya deh pebisnis sukses saat ini yang bahkan termasuk orang terkaya dunia. Apakah mereka akan ada di posisi saat ini kalau dulu hanya menjadi pengecut yang meninabobokan diri dalam zona nyaman? Apakah KFC akan berjaya kalau Kolonel Sanders (kakek-kakek yang ada di logo ayam itu) memilih bertani saja setelah resepnya ditolak berkali kali? Apakah mahakarya Harry Potter akan mendunia apabila J.K Rowling memilih menjadi kutu buku dan berhenti menulis setelah dibuat patah hati banyak penerbit?

Jadi, yuk beranikan diri keluar dari zona nyamam. Ciptakan kreatifitas. Jangan menghindar, tetapi cobalah berteman dengan risiko sampai ia sendiri memaklumimu lalu beralih wujud menjadi keajaiban. 

Risiko, membuat hidup menjadi berkelak kelok. Nggak lurus lurus aja. Setidaknya banyak ornamen banyak warna. Menarik bukan? Percaya atau tidak, kegagalan setelah mencoba keluar dari zona nyaman akan menjadi salah satu pengalaman manis yang akan menjadi legenda kehidupan. 

Bagaimana? Siap untuk keluar dari zona nyaman?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun