Mohon tunggu...
ameliayntsr
ameliayntsr Mohon Tunggu... Bidan - Mahasiswi

Hobi saya bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Baby blues

30 November 2024   18:21 Diperbarui: 30 November 2024   18:20 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

BABY BLUES

Baby blues adalah perasaan sedih yang terjadi setelah melahirkan, biasanya kondisi ini bersifat sementara yang terjadi pada hari-hari setelah melahirkan . Mengenai hal ini sangat penting dilakukan karena mengidentifikasi penyebabnya kita dapat menambil langkah-langkah untuk mengatasi Baby Blues pada ibu yang baru saja melahirkan (Marmi, 2012).

 Jenis persalinan dapat memicu terjadinya Baby Blues, karena trauma yang dialami pada waktu setelah melahirkan dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu (Susanti & Sulistiyanti, 2017).

 Tingkat kejadian Baby Blues di Asia cukup signifikan, jatuh pada angka 26-85%. Sementara itu di negara kita, minimnya perhatian pada masalah ini semakin diperburuk oleh pandangan masyarakat yang salah pemahaman (Munawaroh, 2008).

 (Wijayanti dkk, 2013) Banyaknya angka kelahiran tidak berpengaruh terhadap terjadinya Baby Blues. Dari 59 responden yang terlibat, 61,43% di antaranya yaitu ibu yang telah melahirkan lebih dari satu kali, namun tidak ada hubungan yang terdeteksi antara banyaknya angka kelahiran dengan terjadinya Baby Blues. ( Permatasari, 2011 ) Ibu yang melahirkan melalui oprasi caesar lebih sering mengalami Baby Blues dibandingkan dengan ibu yang melahirkan secara normal . ( Irwati, 2010) Faktor yang dapat menyebabkan Baby Blues, antara lain usia ibu yang beresiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan, seperti usia 20 tahun ke bawah atau 35 tahun ke atas, kondisi psikologis ibu, serta sejauh mana ibu memahami Baby Blues ini. Disisi lain, status perkawinan tidak mempengaruhi terjadinya Baby Blues . ( Setyowati dan Uke Riska, 2006 ) Beberapa faktor lain yang berperan dalam kejadian ini termasuk pengalaman ibu selama kehamilan dan persalinan, seperti komplikasi atau prosedur medis yang dilakukan, dukungan sosial dari keluarga, serta kondisi bayi yang tidak diinginkan. Secara rinci, faktor pengalaman kehamilan dan persalinan sejumlah 38,71%, dukungan sosial 19,53%, dan kondisi bayi saat lahir 16,13%.(Susanti & Sulistiyanti, 2017)

 Masalah yang dibahas dalam penelitian ini meliputi apakah terdapat hubungan dari persiapan saat hamil dengan terjadinya Baby Blues, serta apakah jenis persalinan berpengaruh terhadap kejadian Baby Blues (Susanti & Sulistiyanti, 2017).

 Fase taking hold adalah tahap dimana dukungan sangat diperlukan, paling penting untuk ibu baru, karena pada masa ini banyak terjadi Baby Blues. Masa ini juga termasuk waktu yang tepat untuk memberikan edukasi kepada ibu baru. Pada saat itu juga ibu mulai memahami tanggung jawab baru menjadi seorang ibu dan menjalani peran tersebut (Susanti & Sulistiyanti, 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Susanti, L. W., & Sulistiyanti, A. (2017). Analisis Faktir-Faktor Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrom Pada Ibu Nifas. Infokes, 7(2), 12--20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun