Mohon tunggu...
Amelia Susanti
Amelia Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Pecandu Kata

Talang rasaku hampir penuh, mari bantu mewadah rasa bersamaku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Tapi Menikah??

18 November 2019   20:37 Diperbarui: 18 November 2019   20:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Teman tapi menikah? Dari lagu buku, bahkan filmnya pun sudah dirilis . Orang-orang kebanyakan sudah banyak memberi statement bahwa teman bisa menikah, atau dalam arti lain Teman, iya seorang teman main yang berlawan jenis bisa sampai menjadi teman hidup yang cukup serius yaitu menikah.

Saya percaya.

Mengapa? Kok saya bisa sampai percaya? .

Ada yang bilang "witing tresno jalaran soko kulino" yang artinya Cinta tumbuh karena terbiasa.

Dalam hal ini kita bicara dalam konteks pertemanan. Pernah merasa memiliki teman satu-satunya yang berlawanan jenis? Kalau kamu laki-laki berarti temanmu perempuan dan sebaliknya. Iya seperti itu, dimana kamu merasakan, kalau kalau kamu tidak menyetorkan cerita yang kamu lalui hari ini itu rasanya ada saja yang mengganjal dihati, yang kalau kamu atau dia sedang bahagia atau sedih dan kamu atau dia tidak tahu itu rasanya hati resah , yang kalau bicara bisa ngalor-ngidul sampai lupa waktu, yang tidak pernah bilang tidak ketika kamu merengek walaupun hanya ingin menuruti kemauanmu untuk beli kebab di gang depan dekat rumah. Yang selalu bisa bilang "kamu jangan kesana, aku anter ya, ayo ikut dan lain lain" . Terkesan seperti pacar saja ya? . Tapi tidak kok. Pacaran itu dosa hihi kata pak aji [red: haji] .

Siapa yang pernah berada di friendzone seperti ini ?

 Pacaran itu hanya status. Percayalah. Yang secara tidak langsung status itu membatasi hubungan kalian. Pacaran itu bisa putus. Hubungan pertemanan? Bagaimana caranya bilang putus? Begini mungkin : Kita putus! Oh oke ya, yaudah jadi mantan teman yaaa ... byeeee. Gak. Gak ada!!??

Back to Teman Tapi menikah.

Untuk reader yang mungkin sudah dewasa, pasti bosan rasanya mengenal orang baru, yang belum tentu lebih baik dari orang yang kita kenal sebelumnya. Iya bukan ? Yang belum tentu sama mengertinya dengan orang yang sedang ada dihadapan kita saat ini. Yang bisa memaklumi setiap kesalahan dan membantu kita untuk merubah hal kecil yang mengganggu dan tidak baik untuk terus kita lakukan.

Tapi mungkin kalian akan bilang " tapi perempuan butuh kepastian , Status itu perlu" .ini sudah sering saya dengar .

Kalau saya, bukan lagi kepastian, tapi saya butuh komitmen! .

Seseorang disana bilang kepada saya ,"kita ini lucu ya, gak pacaran, tapi seperti pacar. Dibilang teman? Rasanya perasaan kita tidak seperti teman". Kita hanya saling berkomitmen untuk tidak menyakiti satu sama lain.

Pacaran itu bisa putus, malah hampir mudah sekali putus, berantem sedikit, cekcok sedikit, salah paham sedikit, mudah mengucapkan kata ."P U T U S".

Kalau kita bisa ulas novel dilan, kisah cinta dilan dan milea. Tau kan? Pasti tau.

 Disana mereka tidak bersama ketika setelah mereka melewati indahnya pacaran, dan berakhir ketika kesalah-pahaman milea yang akhirnya melontarkan kata putus dengan mudah.

 Beda halnya dengan teman dalam komitmen seperti ini, ketika beda pendapat, ego meningkat, selalu ada kata kembali. Kembali dalam hal apapun, bisa tetap berteman atau bersama berkomitmen nuntuk waktu yang lebih lama.

Kembali lagi, kenali seseorang disebelahmu. Jangan mengikat, tapi buatlah komitmen. Biarkan komitmen yang mengingatkan ego kalian. Bahwa semua bisa kembali baik-baik saja.

Dan ingat! , jangan mengejar, tapi berikhtiar serta berdo'a dan serahkan kepada tuhan biarkan ia menuliskan skenario scene demi scene untukmu. Dan jalanilah, belajarlah, bahwa semua sudah menjadi rencana-NYA.

Dan untuk my captain: semoga kapal yang kita tumpangi tetap tenang meski dideru ombak. Terserah kemana engkau mau pergi, yang penting aku ikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun