Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Campur Tangan Orang Ketiga dalam Rumah Tangga Bukti Nyata Keretakan Dalam Rumah Tangga

12 September 2023   02:53 Diperbarui: 12 September 2023   02:55 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sumber : Brides

Rumah tangga sejati nya hanya ada dua manusia dan dua sejoli yang menjalani kehidupan. Jika dua sejoli ini menjalani kehidupan pernikahan tanpa gangguan dari pihak ketiga, kemungkinan tidak akan terjadi keretakan dalam rumah tangga hanya gara gara omongan orang ketiga. Orang ketiga yang di maksud di sini adalah bisa kerabat, keluarga, teman dan bahkan orang lain yang sama sekali kita tidak kenal. 

Pengalaman saya masih seumur biji jagung dalam menjalani perjalanan kehidupan pernikahan. Namun, di sebuah titik  perjalanan kehidupan pernikahan,  menjadi pembelajaran bagi saya. Siapa yang sebaik nya kita lebih percayai mengenai siapa pasangan kita yang sebenarnya.

Contoh kecil saja. Suatu ketika pasangan saya memiliki kebiasaan yang berbeda dengan saya dan keluarga. Hal ini menjadi pembicaraan di keluarga kami. Selama berkeluarga, awal nya saya tidak keberatan dan sudah terjadi kesepakatan agar tidak terusik dan mengusik.

Namun ternyata kebiasaan dan budaya yang berbeda, menimbulkan rasa yang terusik sehingga terjadi nya perdebatan. Padahal tadi nya saya dan pasangan sudah sama sama sepakat. Pihak ketiga yang dominan suara nya justru dari kerabat dan keluarga terdekat. Heran nya. Terkadang bagi wanita, hati mudah goyah ketika mendengar ucapan orang lain ketimbang bukti fisik yang ada. Begitu mudah percaya nya seorang wanita dengan cerita - cerita , kata - kata ketimbang membaca sikap. Sadarkah kita, terkadang ada beberapa orang dengan enteng dan menganggap sekedar guyonan melontarkan pertanyaan - pertanyaan mengusik ketika ada acara kumpul - kumpul , terutama di acara kumpul keluarga, seperti ;

" kapan nikah?". Kemudian pertanyaan tidak berhenti sampai di situ. Malah berkembang seperti ;

"Udah usia berapa sekarang? Jangan banyak milih ah, nanti jadi perawan tua". Atau model pertanyaan ;

" jangan cari yang sempurna. Ga akan ada. Kita sendiri juga belum sempurna".

Dan...

Pertanyaan memburu kehidupan orang lain yang terkesan ingin memberi motivasi manten baru untuk segera memiliki momongan. 1 anak, 2 anak dan lain  - lain. Tentu nya, 'deadline' kehidupan setiap orang berbeda - beda. Ada yang ingin cepat nikah. Ada yang tidak. Ada yang ingin cepat punya anak, rumah, matang dalam pekerjaan dan memutuskan berhenti bekerja ingin memiliki usaha dan lain lain. Bukan menulis tanpa sebab. Penulis pernah merasakan di posisi tersebut. Ini terjadi ketika sebelum menikah. Sebetul nya di waktu itu saya sudah tidak memikirkan tengat waktu untuk menikah. Namun, pertanyaan - pertanyaan 'usil' di lontarkan kepada saya selalu berkisar ke hal - hal seputar usia dan jodoh. Lama - lama jadi kepikiran. Padahal sudah berdamai dengan diri sendiri untuk tidak terlalu kepikiran. 

Hal ini sama dengan ketika kita mulai mempertanyakan kualitas pasangan kita setelah mendengar komentar dari orang lain. Kita yang sudah lama hidup dengan pasangan kita. Kemudian terpengaruh oleh omongan orang lain. Betapa hebat nya pengaruh dari kata - kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun