Setelah sekian lama saya simak, akhirnya tangan saya tak tahan juga untuk mengomentari hastag-hastag yang berseliweran di beranda laman sosial media yang sampai berbabak-babak. Hastag apakah itu?, Sepertinya tak perlu saya jabarkan karena seantero negeri Zamrud Khatuliwtiwa ini sudah familiar dengan hastag-hastag kekinian berbau halu, hastag yang kian tumbuh subur bak jamur dimusim hujan pasca diselenggarakan pemilu 4 hari yang lalu.
Jika ditanya, berarti saya berada di pihak jokowi kah? Maka saya akan menjawab dengan geleng-geleng. Lha wong tanggal 17 April kemarin saya mencoblos mas  ganteng, (uhuyyyy, ketchup sayank emak-emak untuk mas ganteng, hihihi). Namun kemudian saya tercengang, sejenak malu dan meremang lalu serasa menjadi pecundang, selang 1 hari pasca pemilu, pasangan mas ganteng tetiba mendeklarasikan kemenangan secara gamblang.
Sejauh yang saya tau, deklarasi kemenangan yang diumumkan sebelum KPU resmi menetapkan presiden terpilih baru kali ini dilakukan. Dahulu, saya rasa semua masyarakat di nusantara memiliki kesabaran yang membumi untuk menunggu KPU selesai merekapitulasi dan mengumumkan hasil pemilu secara resmi. Kemudian sepemahaman saya, jikalau memang ada indikasi kecurangan, tentu ada Bawaslu yang memantau dan mengambil tindakan yang di rasa perlu. Trus, kita semua tahu bahwa Indonesia adalah negara yang berlandaskan hukum, melaporkan dugaan tindakan kecurangan tersebut ke pihak yang berwajib untuk di usut adalah langkah yang tepat nan tegas daripada sibuk berhastag-hastag gak jelas.
Tapi kok ya ada hal begini? Ada apa ini?
Hmmmm, ntahlah ya ada apanya. Tapi bagi saya seorang emak-emak ini, mendeklarasikan kemenangan secara prematur ketika KPU belum resmi merilis hasil perhitungan suara secara holistik adalah hal lucu yang menggelitik, membuat saya geli-geli gimana gitu antara mau sedih tapi gak bisa, mau ketawa tapi gak tega. Â
Entah siapa yang ngulon (ini bahasa daerah bangka, bahasa Indonesianya apa ya kira-kira) Prabowo untuk mendeklarasikan kemenangan secara prematur. Justru ketika hal tersebut terjadi, saya mikirnya malah beliau sedang dikerjain loh oleh orang-orang yang sedang ngawur. persis seperti pujian yang kadang dilontarkan suami untuk saya, alih-alih saya terbang tinggi keangkasa raya, justru jika dilihat dengan cerdas kritis dan serius, niscaya itu bukan merupakan sebuah bentuk pujian tulus melainkan sebuah jurus untuk menyindir dan mengejek saya secara halus (haha, ketauan deh kita sering bertengkar). Â Nah, yang saya takutkan, sekarang Prabowo berada diposisi seperti yang tadi saya sebutkan, karena selama 4 kali (2 kali gagal jadi capres, 2 kali maju jadi capres) beliau berikhtiar jadi orang nomor satu di bumi pertiwi, tak menampakan upaya berhasil menjadi presiden RI.
Yah, sebenarnya Prabowo tak perlulah membuat sensasi "istimewa". Jangan sampai bapak mantan panglima kita tercinta berlaku seperti Donal Trump yang malah bangga "diketawain" karena ngerasa dia berhasil membuat penonton tertawa. Saya rasa cukup bijak untuk tak "melucu" pada hal-hal yang masih absurd dan rancu. Tak apik juga untuk pendukung fanatik beliau, bersikap penuh emosi tatkala mendapatkan berita-berita gak jelas ikhwal kecurangan dalam pemilu yang bisa berpotensi membuat anarki. Lebih baik instal KPU RI PEMILU 2019 di android kesayangan pendukung Prabowo Sandi (bukan iklan loh ya, bukan juga ikut lomba), jadi bisa tau mana berita hoax mana berita yang sudah tervalidasi. Saya mah bukan berpihak di kubu 02 atau 01, saya milih melaju bersama KPU, sambil setia menunggu KPU merilis resmi hasil Pemilu.
Untuk Bapak Prabowo Subianto, sehat selalu ya pak. Soalnya dikesempatan mendatang kami masih ingin menderngarkan bapak berpidato lagi di depan khalayak, semangat bapak....
tulisan dari emak-emak dikala sedang capek mengurus anak-anak. Jikalau ada kata-kata yang tak berkenan, mohon dimaafkan, emak-emak kadang menjengkelkan, tau sendiri kan pasang seinnya ke kiri beloknya ke kanan. Udah ah, yuks emak-emak kembali semangat untuk mengurusi anak-anak. hehe...