Mohon tunggu...
Amelia Lestari
Amelia Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Universitas Islam Sultan Agung Semarang ( UNISSULA) Dr. Ira Alia Maerani, S.H.,M.Ag ( Dosen Pengampu Dosen Hukum UNISSULA)

Saya Ameliya Lestari adalah Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung Semarang Saya hobi dalam Membaca dan Menonton Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

HAM sebagai Antisipasi Budaya Radikalisme yang Menentang HAM

5 Januari 2023   14:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   15:30 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Apakah kalian tau tentang Budaya budaya yang menentang HAM itu apa saja Bagaimana Cara mengantisipasinya agar HAM menjadi lebih baik tanpa ada budaya Radikalisme? Mari kita simak tuntas menganai apa saja  upaya upaya yang dapat kita lakukan sebagai berikut.

Pengertian Budaya Radikalisme

Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan (Ariwidodo, 2017). Di Indonesia, radikalisme berkembang dengan alasan-alasan sebagai berikut: Pertama, alasan personal yakni radikalisme bisa berkembang sebab urusan ideologi maupun kebutuhan finansial. Kedua, adanya propaganda politik yang menarik. Ketiga, alasan religius yang kuat sehingga terlibat dalam lingkaran radikalisme. 

Contoh Radikalisme

Salah satu contoh dari Radikalisme adalah Pengeboman Bunuh Diri dimana dalam tindakan bunuh diri ini telah memakan banyak korban tidak bersalah yang tentunya melanggar HAM untuk hidup dapat diartikan bahwa perilaku ini merupakan Radikalisme yang sangat kasar dan kejam.

Dalam politik, contoh gerakan yang dikategorikan sebagai radikal adalah tindakan makar, revolusi, demontrasi dan protes social yang anarkis serta berbagai aksi yang merusak. Orang ekstrim biasanya reaktif terhadap persoalan yang dihadapi dan melakukan kekerasan dalam menjawab persoalan. 

Upaya Mengatasi Radikalisme menggunakan HAM

Berbagai cara untuk mencegah maraknya paham Radikalisme khususnya di negara Indonesia ini, antara lain:

a.  Pengenalan ilmiah yang benar dan akurat

Hal pertama yang harus dilakukan untuk mencegah ekstremisme dan aksi terorisme adalah menghadirkan ilmu pengetahuan secara tepat dan benar. Pengenalan ilmu ini harus sangat ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda. Hal itu karena pikiran generasi muda masih mengembara karena rasa ingin tahunya, apalagi ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru seperti memahami suatu isu dan dampak globalisasi. Dalam hal ini pengenalan ilmu tidak terbatas pada ilmu umum saja tetapi juga ilmu agama yang menjadi landasan penting mengenai perilaku, sikap dan keyakinan beriman kepada Tuhan. Kedua ilmu ini harus dikenalkan dengan baik dan tepat, dalam artian harus ada keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu agama. Sedemikian rupa sehingga keseimbangan pikiran dapat tercipta dalam diri Anda.

b. Pahami ilmu dengan baik dan benar

Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah paham radikalisme dan aksi terorisme adalah memahami ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah pengenalan ilmu dilakukan secara lengkap dan benar, langkah selanjutnya adalah memahami ilmu tersebut. Karena tentu saja ini bukan hanya masalah mengetahui, tetapi juga memahami apa yang diketahui. Sedemikian rupa sehingga setelah pemahaman tentang sains, baik sains secara umum, maupun pengetahuan agama telah diperoleh, kekuatan pikiran posesif akan semakin kuat.

C. Kegiatan sosial

Isu ini dapat memicu munculnya paham radikalisme dan aksi terorisme. Agar kedua hal tersebut tidak terjadi, ketimpangan dalam masyarakat harus dikurangi. Jika tingkat pemahaman ekstremisme dan aksi terorisme tidak diinginkan di negara manapun, termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat harus diminimalkan. Intinya pemerintah harus bisa melalui media sebagai perantara dengan rakyat dan melakukan tindakan nyata langsung dengan rakyat. Seperti halnya rakyat, mereka harus selalu mendukung dan percaya kepada pemerintah bahwa pemerintah akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik sebagai pengayom rakyat dan menguasai pemerintahan dunia. .

D. Jaga persatuan dan kesatuan

Menjaga persatuan dan kesatuan juga dapat dilakukan sebagai upaya mencegah paham radikalisme dan aksi terorisme di kalangan masyarakat, terpecah belah di tingkat negara. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam suatu masyarakat pasti terdapat keragaman atau pluralisme, apalagi dalam suatu negara yang merupakan gabungan dari banyak masyarakat. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan dengan pluralisme ini sangat penting untuk mencegah ekstremisme dan terorisme. Salah satu yang dapat dilakukan dalam hal Indonesia adalah memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

D. Dukung aksi damai

Tindakan untuk perdamaian dapat dilakukan secara khusus untuk mencegah terjadinya aksi terorisme. Kalaupun hal ini sudah terjadi, tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencegah agar tindakan tersebut tidak menyebar lebih jauh dan kemungkinan berhenti. Namun jika ditelaah lebih dalam, munculnya aksi terorisme bisa diakibatkan oleh munculnya penafsiran radikalisme baru yang berbeda dan bias sehingga menimbulkan konflik, konflik, konflik. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah hal tersebut (paham ekstrimisme dan aksi terorisme) terjadi adalah dengan mendukung aksi damai yang dilakukan oleh negara (pemerintah), organisasi/kelompok atau individu.

F. Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun