Mohon tunggu...
Amelia Luluk
Amelia Luluk Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Negara Kaya, Berbudaya, dan Dilemanya

9 Februari 2018   15:09 Diperbarui: 9 Februari 2018   15:13 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia negara yang heterogen, terdiri dari berbagai suku bangsa yang dihadiahi kekayaan alam  yang masih belum diberdayakan secara optimal. Peradaban berbagai suku dengan filosofi yang dipegangnya sangatlah bervariatif, namun terdapat kesamaan dalam hal kearifan lingkungan, contohnya suku Baduy dalam salah satu kutipan peribahasanya adalah Gunungteu meunang dilebur, lebak teu meunang diruksak artinya 'gunung tidak boleh dihancurkan, dan lembah tidak boleh dirusak'. Versi pelestarian lingkungan dari suku batak melalui cerita tersirat dalam Pustaha Agong dan Pustaha Tumbaga Holing, begitupun suku Madura, Jawa, Melayu, Dayak, Bali, Papua, dll  memiliki nilai historis dan filosofi tentang kearifan lingkungan berupa cerita rakyat, peribahasa, maupun pantun.

Suku-suku di Indonesia dengan tangan terbuka menerima budaya asing, modernisasi, teknologi sehingga kehidupan menjadi lebih praktis dan terasa menyenangkan. Pergeseran cara hidup menjadi lebih praktis kian lama melunturkan rasa saling membutuhkan dan semangat gotong royong. Masyarakat dalam suatu suku telah berbaur, tidak lagi mengisolasi kehidupan mereka. Dorongan untuk hidup lebih baik dilakukan dalam berbagai cara mulai dari pendidikan hingga bekerja di luar daerah. Ketimpangan pembangunan menimbulkan aktivitas perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi.

Urbanisasi yang tinggi membentuk kota-kota metropolis yang menuntut kepraktisan yang seringkali mengabaikan kelestarian lingkungan, pemborosan energi, meningkatnya sampah, polusi, mendorong eksploitasi alam serta konversi lahan pangan. Aktivitas manusia telah mempengaruhi lingkungan namun perlu diingat bahwa alam pun nantinya akan mempengaruhi manusia (Climate change: banjir, tanah longsor, kekeringan)

Masyarakat suatu daerah yang terdiri dari berbagai individu dengan sikap, tindakan dan pengetahuan secara bersama-sama membentuk karakter khusus. Masyarakat Padang berbeda dengan Yogyakarta, perbedaan yang dapat disoroti adalah isu tentang social capital. Social capital adalah kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama. Perbandingan yang penulis ungkapkan tidak bersifat mutlak, tetapi beradasarkan sifat umum (rata-rata) sehingga di kedua pengelompokan ini tidak dipungkiri adanya outlier. Pembeda peradaban masyarakat juga dapat dilihat dari kearifan lingkungan di tempat tinggalnya.

Kualitas hidup suatu masyarakat sangatlah penting yang dapat diukur dengan baik melalui proses (cara) hidup masyarakat tersebut bukan hanya hasil akhirnya. Isu isu yang tidak pernah habis menjadi topik bahasan dalam kehidupan masyarakat adalah isu terkait kemiskinan dan lingkungan.

Tongkat, Kayu dan Batu Jadi Tanaman: Hanya Sebuah Klise

Sepenggal lirik lagu Koes Plus yang menggambarkan betapa suburnya tanah Indonesia, dan memang benar demikian. Tongkat (batang ketela) dapat tumbuh dan menghasilkan singkong hanya dengan membenamkanya ke tanah. Kayu yang telah mati pun dapat ditumbuhi jamur yang dapat dikonsumsi, batu pula dapat ditumbuhi tanaman paku-pakuan yang juga dapat dimanfaatkan sebagai obat maupun sayuran. Namun ironisnya beberapa kasus kekurangan makanan, kemiskinan, pengagguran tidaklah sedikit, diantaranya:

  • Kasus pencurian tiga butir buah kakao yang dilakukan oleh Ny Minah, warga Banyumas di Perkebunan PT. Rumpun Sari Antan. Ny Minah dijatuhi vonis satu bulan 15 hari dengan masa percobaan 300 hari.
  • Kasus Pencurian satu buah semangka oleh Basar dan Kholil warga Kediri. Pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
  • Nenek Asyani dihukum karena mencuri 5 buah pohon jati yang tumbuh di hutan dekat rumahnya.
  • Supriyono (19) dan Sulastri (19) pasutri di Bonjonegoro divonis hukuman 3,5 bulan atas kasus pencurian pisang. Mereka mencuri lantaran tidak memiliki uang untuk makan dan tidak memperoleh hutang.

Bukanya mereka malas, kebanyakan dari mereka tidak memiliki sumberdaya, saya bertanya-tanya, bolehkah negara yang kaya ini meminjamkan sumber dayanya ? Yang mereka butuhkan bukanlah bantuan langsung tunai serta bantuan lain yang tidak mendidik, yang bersifat konsumtif. Mereka perlu diberdayakan. Sudahkah hak mereka dipenuhi?. Kasus yang timbul hanyalah gejala atau akibat, lalu apa akar permasalahanya?

Smart People

Manusia adalah mahluk dinamis, responsif, rasional, dan adaptif.Terlepas dari beberapa kaum papa, mari beranjak pada berbagai inovasi cerdas atas pengelolaan lingkungan. Ada banyak inovasi pengelolaan lahan kosong, pengelolaan limbah, sanitasi, dll. Penulis hanya membahas beberapa poin yang menarik perhatian, diantaranya:

  • Bank sampah. Konsep bank sampah ini sama seperti program "waste collection incentive" yaitu dengan memberikan insentif atas sampah yang dikumpukan. Konsep ini telah cukup banyak dan nampaknya efektif diberlakukan di Indonesia. Bank sampah telah tersebar di berbagai  wilayah di Indonesia dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
  • Urban Farming. Merupakan salah satu konsep menanam di area perkotaan dengan memanfaatkan polyback. Setelah sukses mengganti tanaman hias dengan tanaman produktif di setiap sudut perkantoran, Ibu Risa Hariri pada 25 Agustus berhasil melakukan panen perdana padi varietas Mamberamo. Pemeritah kota melalui Dinas Pertanian Kota Surabaya pun menawarkan bantuan bagi masyarakat yang tertarik penerapan urban farming. Sangat penting memang publik figur, kepala daerah menjadi model bagi masyarakatnya. Menciptakan trend positif tentang lingkungan.

Ketiga upaya diatas sekilas menunjukkan kontribusinya untuk memperkuat perekonomian rumah tangga, namun jika kita melihat lebih jauh lagi inisiatif tersebut telah berkontribusi dalam swasembada pangan, penekanan inflasi bahan pangan, serta penurunan pemanasan global. Namun gerakan-gerakan tersebut masih bersifat sporadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun