Tidak terbayangkan oleh saya bisa sampai seperti sekarang ini. Saya yang dari kecil di kenal sebagai orang biasa dan sekarang mampu membuktikan sesuatu yang luar biasa hingga di luar batas kemampuan saya, dengan fenomena ini saya seolah-olah berhasil mengumpulkan seluruh kekuatan infinity stone dari dunia nyata.
Â
Fenomena ini akan saya ceritakan  dalam sebuah cerita pendek yang  saya beri nama "KEKUATAN INFINITY STONE DARI  PAK KARMAKA SURJAUDAJA"
Â
Nama saya Amelia Kho,13-09-1985 saya di lahirkan di kota jambi, saya adalah seorang wanita yang memiliki kelemahan yaitu kurangnya rasa percaya diri, kelemahan yang saya rasakan sangat berpengaruh dalam kehidupan saya sejak kecil hingga Masuk Usia dewasa. Namun saya tetap memiliki cita-cita semasa kecil ingin bekerja di perkantoran dengan berpakaian rapi, bersih, wangi dan good looking. Tetapi apa mungkin dengan kurangnya rasa percaya diri ini, saya dapat meraihnya? tentunya ini tanda tanya besar dalam benak saya.
Saya mulai terjun kedunia kerja pada tahun 2003 tepatnya saat usia saya memasuki 18 tahun, usia yang sangat dini bagi saya untuk memasuki dunia kerja, disini saya di tuntut untuk bisa menghasilkan pundi-pundi rezeki dan tidak lupa melanjutkan jenjang kuliah, Â Sembari bekerja sembari menuntut ilmu pascasarjana, itulah yang saya lakukan.
Lelah? Yaa pasti. Namun itu yang harus saya lakukan demi bisa meraih gelar S1, karena saya menyadari sangat sulit mencari pekerjaan dengan ijazah SMA yang telah saya dapatkan.
Dengan perkataan itu saya mulai berpikir panjang tapi saya masih ragu untuk melangkah. Saya mencoba memberanikan diri untuk melangkah mencari  pekerjaan yang berhubungan dengan komunikasi tentunya berkomunikasi dengan orang banyak. Akhirnya saya awali langkah pertama saya dengan melamar pekerjaan di salah satu sekolah bertaraf nasional plus dengan jabatan sebagai teacher playgroup. Saya diberi pelatihan sebelumnya untuk membimbing anak-anak berusia 1,5 sd 3 thn. Ternyata mengajar  di dunia anak-anak cukup menarik dan membuat saya sangat nyaman. Dari sini lah, rasa percaya diri saya untuk berkomunikasi tumbuh. Yah... Walau hanya dengan anak balita.
Namun muncul kendala baru dimana manajemen menuntut saya agar memperoleh gelar Sarjana pendidikan agar saya tetap memiliki karier sebagai teacher. Pada saat bersamaan  jurusan yang telah saya ambil adalah teknik informatika. Mustahil bagi saya untuk mengambil jurusan baru mengingat kuliah saya sudah memasuki semester akhir dan begitu banyak biaya yang harus saya keluarkan jika saya harus mengambil jurusan baru. Akhirnya saya harus kembali mengambil keputusan mencari pekerjaan lain demi membayar uang smester akhir dan biaya hidup keluarga saya, tetapi pekerjaan barupun belum berhasil saya dapatkan.
Â
Lagi-lagi dengan rasa percaya diri yang sangat kecil saya belum bisa bergabung di NISP dikarenakan yang dibutuhkan pada saat itu adalah seorang customer service, sedangkan saya menginginkan pekerjaan sebagai back office agar tidak bertemu dengan orang banyak. Akhirnya tawaran inipun dengan sangat berat hati mesti saya tinggalkan.
Â
Hingga memasuki tahun 2008 saya belum juga memiliki pekerjaan pasti. Ijazah Strata satu yang saya banggakan belum bisa mengantar saya ke tempat bekerja yang saya inginkan. Pada suatu hari saya di ajak teman semasa kuliah untuk memasukan lamaran pekerjaan. Dia melihat ada peluang disana. Lagi-lagi tawaran tersebut di dunia perbankan. Pada saat itu pilihan saya hanya ada dua yaitu  posisi Teller atau Customer Service. Tentunya pilihan yang sangat berat bagi saya tapi saya harus mencobanya demi masa depan saya. Entah kenapa saat itu saya malah menerima  tawaran pekerjaan tersebut  sebagai customer service yang mana pekerjaan ini pernah saya tolak sebelumnya. Perjanjian kontrak kerja telah saya setujui dengan masa kerja 1 tahun dan maksimal perpanjang kontrak selama 2 x 1tahun.
Memang benar kata orang-orang, yang namanya jodoh gak akan lari kemana dan yang namanya rejeki itu tidak akan ketukar. Ujung-ujung nya kesini juga. pada akhir tahun 2012, saya diterima di OCBC NISP, sebagai customer service yang dimana lagi-lagi posisi ini dulu pernah saya tolak. Pada saat itu saya merasa amat senang dapat bekerja kembali di dunia perbankan. Yaah Maklumlah dengan status saya sekarang  telah menikah dan memiliki seorang balita. Dalam pikiran saya, mana ada sih perbankan yang mau menerima saya bekerja terlebih menjadi seorang customer service. Namun tidak di OCBC NISP, saya masih dipercayakan untuk posisi tersebut.  Many many thanks to OCBC NISP.
Selama bergabung di OCBC NISP, saya hanya seorang customer service biasa yang memiliki angan-angan untuk bisa mengikuti ajang paling bergengsi yaitu service award. Namun salah satu leader saya mengatakan, "Kamu yakin ingin ikut ajang tersebut? Wong tes bulanan aja sering gak lulus, servicenya juga masih standar aja." Suatu pukulan yang cukup mematikan bagi saya, mental saya untuk bisa meraih apa yang saya inginkan telah rapuh bahkan sangat rapuh. Kini saya kembali ke posisi dimana saya merasa bukanlah siapa-siapa. Rasa percaya diri yang telah lama dan dengan susah payah saya coba bangun seperti lenyap bersama angan-angan.