Mohon tunggu...
AhmadKhoiruddin
AhmadKhoiruddin Mohon Tunggu... Tukang Tidur -

seorang mahasiswa yang masih lebih suka tidur dan ngimpi dibanding nulis.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Kecilku di Ujung 2014

30 Desember 2014   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:11 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hmm.... tak terasa 2014 akan segera berakhir. Padahal, kemarin sepertinya baru saja kita rayakan awal datangnya tahun yang begitu dahsyat di Indonesia ini. Aku pun masih ingat, kurayakan datangnya 2014 dengan menonton konser Jokowi feat Rhoma Irama di televisi (yang kupikir keduanya akan berdampingan saat pilpres nanti). Sekarang, hanya dalam 1 tahun, kedua tokoh tersebut makin moncer tampaknya. Yang satu moncer keatas (tapi tampaknya akan turun, semoga tidak). Yang satu lagi, makin moncer ke bawah. Anda tentu tahu maksud saya.

Entah dengan apa aku akan merayakan berakhirnya tahun yang telah menggenapi umurku sampai 15 tahun ini. Tapi, setidaknya, harus kuakui dan (mungkin) kurayakan, perubahan yang terjadi pada diriku di tahun ini. Betapa tidak, di tahun inilah, pertama kalinya aku merasakan rasanya jadi anak SMA! Ya, tahun ini, aku (baru) lulus SMP! (aku kompasianer junior bapak-bapak ibu-ibu...), dan akhirnya aku berhasil masuk salah satu SMA favorit di pinggiran ibukota.

Seiring aku mengetik, konsentrasiku terpecah karena ibu-bapakku sedang menyetel film Sapiderman di tv..... terpecahlah konsentrasiku.....

Lanjut... Ya, setidaknya, menurutku, hal itu telah menandaskan diriku bahwa aku telah masuk ke dalam dunia “remaja yang seremaja-remajanya” Siap atau tidak, aku harus menghadapinya. Sama seperti negeriku, yang beberapa hari lagi akan dan harus menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Siap-tidak siap, hadapilah kerasnya itu, Indonesia!

SMA.... yah, dunia yang sarat intrik masa muda, seperti yang sering digambarkan di sinetron-sinetron. Akh, tetapi, menurutku, tidak (atau belum) seindah itu, yah setidaknya menurut perjalananku di sekolah teori ini di satu semester. Dan, belum satu semester, aku dan kawan-kawan sudah berpikir mengenai undangan dari universitas besar. Seakan-akan, hidup matiku hanya bergantung dari situ. Memang, bagi kami, anak SMA, kuliah adalah suatu keharusan (setidaknya itulah pikiranku ketika aku bandingkan dengan SMK, yang memiliki keahlian lebih untuk bekerja). Jika tidak kuliah, maka, seperti kata guru BK SMP-ku : menjadi “pengangguran tak terdidik” Momok memang.

Dan.... tak lama berselang, terjadilah kebiasaan berulang sejak dari SD : “Ulangan Tengah Semester” Kukira, di Kurikulum 2013, takkan ada ujian-ujian, bahkan Ujian Nasional sekalipun. Tetapi, siap-tidak siap, itulah yang kuhadapi. Memang, aku (dan seluruh remaja Indonesia tampaknya) masih memerlukan sistem kayak begini, biar penyakit endemik yang bernama malas segera hilang dari Indonesia masa depan (setidaknya, itulah menurut orang tuaku). Nilai, Alhamdulillah lumayan bagus. Hasil belajar kebut semalam.

Lelah dengan presentasi. Lelah dengan kerja kelompok. Penat rasanya badan. Maka itulah, kumanfaatkan libur panjang (walau hanya dua minggu) ini sebaik-baiknya untuk tidur. Tetapi, setelah berulang kali kukatakan ke orang tuaku bahwa aku harus bangun pagi paling cepat jam sembilan, orang tuaku menyergah :

“Kamu orang Islam! Orang Islam tak boleh pemalas!”

Bawa-bawa agama, pikirku. Kupikir, orang Barat (yang menjadi sumber film bokep terbanyak) saja, bisa bikin teknologi bagus. Komputer bagus, tipi bagus, senjata bagus, untuk mem-brainwash-kan saudara-saudariku dan tentu saja, aku! Ohiya, aku baru ingat sepintas, kata “brainwash”. Kata-kata yang sering digunakan untuk membahas teori konspirasi yang kugilai itu. Dan tampaknya, aku telah kena olehnya. Dan juga bangsa Indonesia! Pikirku, bagaimana tidak mungkin, bangsa yang telah dijajah selama tiga setengah abad, tidak tercuci bersih otaknya? Dan, kabar kurang baiknya, kita merdeka baru 69 tahun. Bangsa belanda dan jepang sudah menjajah kita selama 353,5 tahun! (CMIIW) Kurang lebih, tujuh turunan setelah saya, baru masa lama jajahan bisa disandingkan dengan masa sekarang!

Akh, konsentrasiku buyar lagi. Sang Sapiderman itu sedang terbang sambil memeluk si Juminah dengan mesranya. Akh.... Esai kecilku terhenti lagi. Padahal baru pertama kali bikin tulisan beginian, sudah patah lagi tekadku.

Ya sudahlah, sampai di sini dulu. Inilah esai pertamaku di Kompasiana. Semoga manfaat dan barokah. Wassalam!

diaplot di warnet di Bojonggede, 30 Des '14

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun