Mohon tunggu...
Ambarul Fatima
Ambarul Fatima Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Penulis lepas yang senang bekerja di bidang kreatif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FOMO atau JOMO, Apa Sih?

18 Agustus 2021   13:33 Diperbarui: 18 Agustus 2021   13:37 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di dunia digital yang makin menjadi dan maju ini, banyak istilah baru tercipta, salah satunya FOMO dan JOMO. Adanya istilah ini berhubungan dengan tingginya interaksi sosial media di era modern serta tekanan sosial dari dunia maya. Untuk mengenal lebih jauh, mari simak apa itu FOMO dan JOMO?

FOMO vs JOMO

FOMO atau Fear of Missing Out yaitu ketika seseorang merasa dirinya harus selalu terhubung dengan internet agar tidak tertinggal suatu tren atau informasi terbaru. Umumnya, seorang dengan FOMO tak hanya senang sebagai pengamat tren, ia juga senang membagikan membagikan seluruh kegiatannya ke media sosial. Meskipun terkesan update pada perubahaan, seorang FOMO acap kali tidak memiliki ruang privasi, kesepian, dan memiliki perasaan insecure lebih besar. Bukan tanpa alasan, itu karena mereka terpaku pada hidup orang lain dan dunia maya. Pemilik sifat ini tidak akan terlalu nyaman dengan keadaan di dunia nyata. Mereka akan cenderung mengekspresika diri secara online serta menjadikan media sosial sebagai tolak ukur hidupnya. FOMO dapat mengurangi rasa puas terhadap diri sendiri dan akan menuntun diri untuk selalu rakus pada kehidupan yang dipunya. Sifat ini membuat kita percaya bahwa apa yang orang lain punya lebih baik dari milik kita.

Di lain sisi, JOMO atau Joy of Missing Out merupakan kebalikan dari FOMO. JOMO adalah tentang memutus koneksi, menjaga jarak, dan memberikan diri sendiri rasa nyaman dan puas akan apa yang kita miliki. Sifat ini merujuk pada seseorang yang menikmati kesehariannya secara nyata tanpa memperdulikan apa yang terjadi di dunia maya. Mereka secara sadar untuk terlepas dunia internet dan mengalami suatu hidup tanpa tergantung pada internet. Pemilik sifat ini biasanya lebih kalem dan nyaman menikmati waktu dan kesibukannya. Mereka merasa puas dan cukup dengan hidupnya karena merasa bebas dan lebih fokus pada hal yang disenangi. Seorang dengan JOMO tidak terlalu peduli dengan tren atau media sosial, sehingga mereka juga cenderung tidak banyak bergantung pada gawai. Tak hanya itu, mereka juga akan lebih mudah terhindar dari insecure dan membandingkan diri dengan orang lain.  

Apa yang Harus Dilakukan?

Berusaha menikmati hidup saja tak akan cukup untuk mengatasi fenomena satu ini. Bukan tidak mungkin mereka yang telah menjadi JOMO malah beralih ke FOMO karena beberapa hal. Untuk itu agar terhindar dari dampak-dampak negatifnya, perlu kesungguhan untuk merubah pola hidup supaya tidak mudah terdistraksi pada apa yang ada di dunia maya. Salah satu cara penting agar terhindar FOMO adalah memutuskan dengan bijak mengenai hubungan antar individu serta batasan-batasannya. Dengan adanya kesadaran diri sendiri tentang betapa apa yang dilihat di dunia maya bisa jadi sangat berbeda dengan realitas yang ada, akan membantu kita untuk lebih mudah menyortir mana yang bisa dijadikan motivasi mana yang yang malah mengganggu. 

Tak hanya itu, dengan memutuskan koneksi internet atau berhenti sementara dari media sosial saat berhubungan dengan orang-orang terdekat, juga bisa membantu diri terhindar dari FOMO dan malah menikmati JOMO. Kenapa? Karena kita akan lebih fokus kepada orang-orang sekitar daripada hanya melihat gawai serta membiarkan diri diliputi rasa tidak puas. Kontak sosial yang dialami akan menjadi lebih hangat dan intim karena terjadi melalui percakapan dan kedekatan secara riil. 

Nah, itulah sedikit pengetahuan mengenai FOMO dan JOMO. Mari bersama rubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik demi kesehatan fisik maupun mental.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun