Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adakah Kartini di Antara Kita?

25 April 2017   00:59 Diperbarui: 25 April 2017   20:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru SDN No. 7 Letta Kabupaten Bantaeng menjemput siswanya tiap pagi hari sebelum memasuki lingkungan sekolah (22/04).

Pagi ceria bagi seorang anak jika bisa bangun lebih awal. Siap dengan buku pelajaran yang bakal mendampinginya dalam Proses Belajar Mengajar. Berangkat ke sekolah lebih awal pula dengan harapan tiba tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai.

Jika siswa/siswi tiba lebih awal, lalu siapa yang melayani mereka setibanya di sekolah. Berbeda mungkin dengan era sebelumnya, Guru saat ini dituntut berada di sekolah sebelum siswanya. Berdiri di depan gerbang untuk penjemputan. Menyodorkan tangannya sembari bersalaman dengan para siswa. Melakukan kontak mata lalu berkata, "Apa kabar hari ini nak." dan beberapa kalimat lainnya untuk memberi semangat serta penghubung emosional kedekatan di antara keduanya.

Jika berada di Kabupaten Bantaeng, Anda dapat menyaksikan interaksi tersebut pada seluruh sekolah yang ada, baik tingkatan TK/PAUD, SD, SMP maupun SMA. Meski di daerah lainnya juga tidak jauh berbeda mengingat program ini telah menasional. Salah satunya di SDN Nomor 7 Letta yang berada di Kelurahan Letta, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng.

Sekolah yang dipimpin Hj. Rosbiah, S.Pd itu tiap pagi menekankan pentingnya menjemput para siswa. Begitu pula saat pulang, guru menyerahkan siswa pada orang tuanya yang menjemput di depan gerbang sekolah. Terlebih lagi dalam lingkungan sekolah, menjadi keharusan bagi seorang guru menjadikan siswa layaknya seorang anak sendiri. Mendidiknya tanpa kekerasan sebagai bentuk dukungan terhadap program Three Ends yang dicanangkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Seorang guru diharapkan menjadi pembimbing bagi seluruh siswa selaku pengganti orang tua, khususnya selama berada dalam lingkungan dan jam belajar efektif sekolah. Hingga dapat kembali ke lingkungan keluarga bersama orang tua di rumah dengan bimbingan lebih mantap. Anak-anak semakin menghargai keteladanan orang tua dan guru berkat sikap dan perilaku yang dicontohkannya.

Jadilah Kartini yang diharapkan anak-anak dan perempuan Indonesia, Sulawesi Selatan dan Bantaeng secara lebih spesifik. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Raden Adjeng Kartini merupakan pahlawan nasional Indonesia. Dirinya menjadi corong warga Indonesia pada khususnya atas kebangkitan perempuan pribumi. Salah satu harapan terbesarnya adalah menginginkan wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.

Apakah Kartini itu perempuan? Dari namanya dan sosoknya jelas identik dengan perempuan. Namun, karakter yang dimiliki R. A. Kartini dapat dijadikan inspirasi bagi seluruh manusia. Terlepas dari kodratnya sebagai perempuan maupun laki-laki. Siapapun bisa meneladani Kartini dalam menjalani hidupnya.

Membentuk pribadi Kartini yang modern dan egaliter. Adakah Kartini diantara kita? Tiap orang mampu menjawabnya dengan menunjukkan jati diri sebenarnya pada orang lain. (AMBAE)

salam #AMBAE

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun