Bantaeng, Rabu (12/09). Bencana yang marak melanda beberapa daerah di Indonesia turut jadi perhatian daerah berjuluk Butta Toa (Tanah Tua) di Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel). Disampaikan H Ashari Fakhsirie Radjamilo selaku Penjabat (Pj) Bupati Banteng bahwa untuk menangani bencana di Kabupaten Bantaeng harus terpadu mulai dari perencanaan, penanganan bencana hingga pasca bencana.
Secara geologi Bantaeng diperkirakan tidak masuk dalam wilayah yang dilalui lempeng Eurasia dan Lempeng Australia. Meski begitu, kondisi geografis yang berbatasan langsung dengan Laut Flores membuat daerah ini tetap waspada dengan gempa yang terjadi di daerah lain. Seperti halnya gempa Flores beberapa waktu lalu dirasakan pula getarannya oleh masyarakat Bantaeng.
"Sulsel mungkin aman dari tsunami. Tapi kita tidak tetap waspada karena kita tidak bisa memprediksi kapan datangnya bencana. RPB Bantaeng merupakan wujud dari upaya pemerintah daerah dalam merumuskan program-program kegiatan dan fokus prioritas penanggulangan bencana
Pemerintah Kabupaten Bantaeng kemudian menyikapi dengan menggelar Workshop Sosialisasi Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Bantaeng Tahun 2018. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu siang (12/09/2018) di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng.
RPB akan jadi pedoman terhadap penanggulangan bencana dalam lima tahun mendatang bagi Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat Bantaeng. Termuat didalamnya upaya-upaya pengurangan resiko bencana yang efektif, penanganan kondisi tanggap darurat yang efisien dan upaya pemulihan yang tepat sasaran. (AMBAE)
salam #AMBAE