Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Sisi Lain Kupu-kupu Malam

9 Januari 2018   13:49 Diperbarui: 9 Januari 2018   14:04 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Parung,Pada malam minggu (18 November 2017) kami melakukan investigasi di sekitar Jabon Mekar, Parung, Bogor, Jawa Barat. Investigasi dimulai pada pukul 22.00 WIB yang melintas di jalan Parung, Bogor. 

Disepanjang jalan Parung sudah banyak wanita yang berdiri dipinggir jalan untuk melakukan praktek prostitusi tersebut. Banyak sekali remaja dibawah umur yang sudah melakukan praktek prostitusi tersebut. 

Di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang wanita, dan kami pun langsung menwawancarai seorang wanita tersebut yang bernama teh Mawur(samaran), dan kami langsung menanyakan apa alasan Teh Mawur bekerja sebagai PSK terebut? menurut Teh Mawur tersebut, ia melakukan praktek prostitusi karena diluar sana mencari pekerjaan sangat susah dan ia juga terpaksa untuk melakukan praktek prostitusi tersebut.

Teh Mawur sudah delapan bulan melakukan kerja malam ini. Teh Mawur sangatlah ingin berhenti dari pekerjaan ini, kalau memang ada pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaan ini.

 Kami juga mewawancarai warga di sekitar Parung yang kebetuluan sedang lewat didaerah tersebut. Warga tersebut bernama Bang Bro(samaran), ia memberitahu bahwa adanya tempat hiburan malam ini sudah ada sejak tahun 2005 dan hingga sekarang. Sebagai warga di daerah tersebut Bang Bro juga kurang setuju dengan adanya praktek prostitusi ini tetapi warga juga tidak bisa berbuat apa-apa. 

Kami sempat menanyakan juga kepada Bang Bro ini mengapa para wanita tersebut ini lebih memilih pekerjaan PSK dibandingkan pekerjaan lain? Atau seperti pekerja Rumah Tangga atau pengasuh anak? Menurut Bang Bro tersebut dengan cara instannya saja bahwa kalo dia menjadi pengasuh anak tidak lah mungkin, karena mereka pun juga punya anak, dan dia juga butuh untuk membeli susu atau membeli makanan.

Dapat disimpulkan juga bahwa para wanita tersebut banyak yang melakukan pekerjaan ini dengan terpaksa karena mereka juga bingung untuk bekerja dimana lagi dan sebagai apa. Akhirnya mereka melakukan praktek prostitusi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka masing-masing. (AA/FC)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun