Mohon tunggu...
Muhammad Hartanto Amarsa
Muhammad Hartanto Amarsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merangkak atau memilih layu

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030072)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Atap Diatur Mertua

20 Maret 2021   14:17 Diperbarui: 20 Maret 2021   14:25 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear (calon) Mertua. Tujuan akhir dari hidup seorang manusia adalah menikah. Membangun keluarga baru sekaligus mempersatukan dua keluarga yang berbeda. Menikah juga menjadi hal yang sangat sakral karena akan berlaku untuk dua pasangan yang akan dilakukan dan dibawa sampai mati.

Saat kalian pdkt pun, sebelum kalian mengambil hati anaknya kalian juga harus mengmabil hati orang tuanya. Jika kalian ingin menyayangi seseorang sayangilah dulu orang tuanya, terlebih lagi ibunya.

Saat kalian menikah, pastikan kalian sudah mempersiapkan semuanya termasuk mental untuk berkeluarga dengan semua anggota keluarga dari pasangan yang kalian nikahi. Tapi apakah kalian sudah mengenal betul bagaimana anggota keluarga dari pasangan yang akan kalian nikahi? Khususnya mertua, yang akan berpengaruh sangat penting pada kehidupan berkeluarga kalian. Mereka juga akan beberapa kali membawa kalian pada pilihan yang sulit sehingga membuat anda dan pasangan anda dilema.

Mertua secara tidak langsung akan menjadi orang tua kedua kita, yang mau tidak mau akan ikut campur mengatur dan memberi arahan kepada kalian. Kalian juga harus pintar-pintar merebut hati mertua kalian agar tidak salah langkah ketika mengambil langkah atau melakukan suatu hal.

Ketika kalian sudah menikah dan akhirnya tinggal serumah dengan mertua, kalian tidak akan bebas melakukan suatu hal seperti suatu pasang pengantin. Ada sebutan Pondok Mertua Indah bagi sepasang pengantin yang masih tinggal di rumah bersama salah satu orang tua entah dari istri maupun suami. Sebenarnya ada banyak alasan untuk tinggal bersama orang tua meskipun sudah memiliki keluarga baru. Mulai dari ingin merawat orang tua hingga alasan ekonomi.

Disinilah biasanya keadaan posisi dilema terjadi, dimana biasanya sang istri menolak untuk tetap tinggal bersama orang tua atau siapapun yang menjadi wali sang suami. Biasanya konflik antara sang istri dengan mertua yang menjadi alasan sang istri tidak nyaman ketika memiliki dapur yang dipakai bersama untuk 2 keluarga. Tapi apakah sebenarnya boleh ketika sang istri menolak untuk tinggal bersama seatap dengan mertua?

Saat kalian melakukan pernikahan dan melakukan ijab kabul kalian akan menyebutkan bahwa segala tanggung jawab sang istri beralih sepenuhnya dari orang tua atau wali sang istri kepada suami. Jadi mau bagaimana pun perintah atau kemauan sang suami selagi tidak mengkhianati tuhan sebisa mungkin harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh sang istri. Salah satunya juga ketika sang suami memilih untuk tinggal bersama orang tua.

Jika terjadi penolakan dari sang istri, Saranya adalah sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab suami untuk menenangkan hati istri dan melunakan sikap istri agar bisa diajak mengobrol dengan kepala dingin dan hati yang tenang, entah dari sang istri sendiri maupun pihak keluarganya. Kemudian, menegur dan meluruskan siapa saja yang telah zalim dan telah melanggar serta mernggut hak hak saudaranya. 

Sang suami pun juga ketika sedang memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tuanya juga harusa mempertimbangkan segala aspek kebutuhan dari sang istri. Sehingga terjadi permasalahan yang muncul dan sang istri menolak untuk tinggal bisa dan mesti di selesaikan dengan dasar cinta kasih.

Namun jika kasus yang dihapi atau upaya penyelesaian apapun telah dilakukan kepada kedua belah pihak pasangan suami dan istri serta keluarganya dan pada akahirnya menemuni jalan buntu. Disarankan agar tetap pisah tempat tinggal antara istri dan mertua. Dengan beberapa catatan, tetap tidak memutuskan silaturahmi antara keluarga pasangan dan keluarga pasangan. Dan disarankan juga mencari tempat tinggal tidak terlalu jauh dengan keluarga sang mertua. Tetap berdekatan dengan orang tuanya tersebut.

Namun di sisi lain, jika hak kepatuhan sang istri telah beralih kepada sang suami, suami juga harus memenuhi hak dan kewajiban sang istri termasuk untuk mencukupi segala kebutuhan sang istri. Tempat tinggal juga termasuk hak dari kebutuhan sang istri, secara eksplisit suami harus menyediakan tempat tinggal untuk istri dan keluarga barunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun