Nyepi adalah kebudayaan hari raya umat agama Hindu yang dirayakan setiap tahunya, yang bernama tahun baru saka. Hari saat nyepi biasanya jatuh pada hitungan tilem kesanga yang dipercayai oleh umat Hindu sebagai hari yang dimana berlangsunganya penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudra yang membawa amerta air hidup. Maka dari itu umat Hindu merayakan hari nyepi dengan cara melakukan pemujaan suci terhadap dewa-dewa tersebut.
Nyepi sendiri memiliki arti sepi, sunyi, hening dan senyap. Nyepi sendiri sebenarnya juga termasuk perayaan tahun baru Hindu yang berdasarkan kalendar saka.
Di Indonesia sendiri ada beberapa daerah yang merayakan dan melakukan penyambutan tahun baru Hindu. Seperti contoh di Bali, di Bali biasanya orang-orang menyambut tahun baru Hindu dengan cara melakukan nyepi, di mana masyarakatnya memberhentikan semua aktivitas yang biasanya mereka rutin lakukan.
Semua kegiatan pun ditiadakan, termasuk pelayanan umum, sampai bandara pun juga ditutup, namun untuk terkecuali rumah sakit tidak ditutup.
Tujuan utama dari melakukan hari raya nyepi adalah untuk meminta permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (microcosmos) atau biasa disebut alam manusia, dimana umat meminta membersihkan “dunia kecil”, khusunya manusia dan segala sifat kemanusiaanya.
Dan juga memohon tuhan untuk menyucikan Bhuana Agung (macrocosmos) atau disebut alam semesta. Yang artinya meminta tuhan untuk membersihkan “dunia besar” alam semesta dengan segala isinya.
Tahun ini, tahun baru Hindu di indonesia akan jatuh pada Minggu 14 Maret 2021, di Bali sendiri ada beberapa rangkaian upacara yang biasanya dilakukan umat Hindu disana.
Melasti, Tawur (Pecaruan), dan Pengrupukan
Tiga atau dua hari sebelum perayaan upacara nyepi, umat Hindu biasanya akan melakukan penyuciaan dengan cara melakukan upacara Melasti atau biasa orang menyebutnya dengan kata Melis atau Mekiyis.
Pada hari pelaksanaan upacara tersebut biasanya segalam macam sarana persembahayangan akan diarak ke pantai atau danau, karena menurut umat Hindu laut dan danau merupakan sumber dari air suci atau tirta amerta dan diyakini bisa membersihkan dan menyucikan segala sesuatu yang kotor (leteh) di dalam diri manusia serta alam dan segala isinya.
Sehari sebelum nyepi, yaitu pada “tilem sasing kesanga” (bulan mati yang ke-9), umat Hindu akan melaksanakan upaca ritual adat yang bernama Buta Yadnya dimana segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Buta Yadnya juga punya masing-masing tingkatan sesuai nama, diantaranya adalah :