Mohon tunggu...
Muhammad Hartanto Amarsa
Muhammad Hartanto Amarsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merangkak atau memilih layu

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030072)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyepi untuk Hati yang Tenang nan Damai

13 Maret 2021   12:29 Diperbarui: 13 Maret 2021   15:25 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo credit: @dediisuwardi

Nyepi adalah kebudayaan hari raya umat agama Hindu yang dirayakan setiap tahunya, yang bernama tahun baru saka. Hari saat nyepi biasanya jatuh pada hitungan tilem kesanga yang dipercayai oleh umat Hindu sebagai hari yang dimana berlangsunganya penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudra yang membawa amerta air hidup. Maka dari itu umat Hindu merayakan hari nyepi dengan cara melakukan pemujaan suci terhadap dewa-dewa tersebut.

Nyepi sendiri memiliki arti sepi, sunyi, hening dan senyap.  Nyepi sendiri sebenarnya juga termasuk perayaan tahun baru Hindu yang berdasarkan kalendar saka.

Di Indonesia sendiri ada beberapa daerah yang merayakan dan melakukan penyambutan tahun baru Hindu. Seperti contoh di Bali, di Bali biasanya orang-orang menyambut tahun baru Hindu dengan cara melakukan nyepi, di mana masyarakatnya memberhentikan semua aktivitas yang biasanya mereka rutin lakukan.

Semua kegiatan pun ditiadakan, termasuk pelayanan umum, sampai bandara pun juga ditutup, namun untuk terkecuali rumah sakit tidak ditutup.

Tujuan utama dari melakukan hari raya nyepi adalah untuk meminta permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (microcosmos) atau biasa disebut alam manusia, dimana umat meminta membersihkan “dunia kecil”, khusunya manusia dan segala sifat kemanusiaanya.

Dan juga memohon tuhan untuk menyucikan Bhuana Agung (macrocosmos) atau disebut alam semesta. Yang artinya meminta tuhan untuk membersihkan “dunia besar” alam semesta dengan segala isinya.

Tahun ini, tahun baru Hindu di indonesia akan jatuh pada Minggu 14 Maret 2021, di Bali sendiri ada beberapa rangkaian upacara yang biasanya dilakukan umat Hindu disana.

Melasti, Tawur (Pecaruan), dan Pengrupukan

Tiga atau dua hari sebelum perayaan upacara nyepi, umat Hindu biasanya akan melakukan penyuciaan dengan cara melakukan upacara Melasti atau biasa orang menyebutnya dengan kata Melis atau Mekiyis.

Pada hari pelaksanaan upacara tersebut biasanya segalam macam sarana persembahayangan akan diarak ke pantai atau danau, karena menurut umat Hindu laut dan danau merupakan sumber dari air suci atau tirta amerta dan diyakini bisa membersihkan dan menyucikan segala sesuatu yang kotor (leteh) di dalam diri manusia serta alam dan segala isinya.

Sehari sebelum nyepi, yaitu pada “tilem sasing kesanga” (bulan mati yang ke-9), umat Hindu akan melaksanakan upaca ritual adat yang bernama Buta Yadnya dimana segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Buta Yadnya juga punya masing-masing tingkatan sesuai nama, diantaranya adalah :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun