Mohon tunggu...
Amar Prasetyo Aji
Amar Prasetyo Aji Mohon Tunggu... Atlet - Membaca adalah jendela dunia

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

21 April 2021   08:16 Diperbarui: 21 April 2021   08:19 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama: Amar Prasetyo Aji
NIM: 1903016107
Kelas: PAI 4 C
Dosen Pengampu: Naili Rofiqoh, S.Psi.M.si.
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Materi: Prinsip dan Faktor Perkembangan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

PENDAHULUAN


Remaja adalah generasi pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa, umur mereka adalah antara 12-21 tahun atau bisa dibilang masih menduduki bangku sekolah (Riswanto, 2019). Biasanya saat menginjak masa remaja/pubertas emosi pada seseorang cenderung tidak stabil dan mudah terbujuk oleh orang lain. Pada anak perempuan pubertas terjadi pada awal usia 8 tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada awal usia 9 tahun. Selain mudah di bujuk oleh teman sebayanya remaja juga sulit untuk mengkontrol emosinya dikarenakan cara berfikirnya yang masih labil. Banyak kasus-kasus yang remaja terlibat didalamnya seperti pencurian, tawuran, bahkan pembunuhan.
Sekolah yang seharusnya tempat untuk mengajarkan moral pada remaja terkadang menjadi tempat yang jarang dimanfaatkan oleh para remaja untuk yang seharusnya, melainkan malah digunakan untuk menikmati masa mudanya seperti dengan bolos sekolah, bercanda berlebihan dengan teman, pergi ke kantin, bahkan yang paling parah adalah adanya perzinaan di sekolah. Masa anak-anak tidak kalah pentinganya dengan masa remaja keduanya adalah penyumbang besar bagi arah tujuan hidup seseorang, lingkungan yang buruk, orang tua yang tak acuh, pendidikan yang tidak disiplin maka kemungkinan besar akan membawa seseorang itu terjun kedunia yang bebas dan terjerumus pada pergaulan yang salah dan lungkungan yang buruk. Sebaliknya apabila kedua orang tua memperhatikan dan berhati-hati terhadap perkembangan anaknya pada masa anak-anak maupun remaja dengan menyediakan fasilitas yang layak untuk mencapai tujuan hidup yang benar dengan bimbingan keagamaan seperti ngaji, pendidikan yang layak, dan membatasi pergaulan, insyaallah anak tersebut akan menjadi orang yang sesuai apa yang kedua orang tuanya telah berikan kepadanya dan yang diharapkan padanya.
Apabila remaja tidak berhasil dalam mengembangkan identitas dirinya maka akan terjadi penyimpangan dalam perilakunya dengan melakukan tindak kejahatan atau menutup diri dari masyarakat (Elhesmi et al., 2013). Selain peran lingkungan dan orang tua perlu adanya kemauan dari anak/remaja itu sendiri untuk menjadi orang yang benar, meskipun orang tua sudah memfasilitasi dengan pondok pesantren, membatasi pergaulan tapi jika orang tersebut tidak ada keinginan dari dirinya sendiri untuk menjadi orang sukses maka akan sia-sia saja. Oleh karena itu diperlukan motivasi-motivasi untuk menyemangati anak agar tidak mengeluh dalam menjalani kehidupannya. Motivasi bisa datang dari mana saja terutama teman dekat dan orang tua, sehingga anak tidak akan merasa sendirian setiap waktu.
Terlepas dari semua usaha yang kita lakukan untuk anak kita, agar pada masa remaja/dewasanya menjadi orang yang sukses tentu saja tidak akan terwujud apabila tuhan tidak menghendaki. Oleh karena itu perlu orang tua untuk mendoakan anaknya setiap hari agar menjadi anak yang sukses di dunia dan akhirat kelak, karena doa orang tua kepada anaknya adalah seperti doa nabi Muhammad SAW. kepada umatnya, sehingga tidak akan diragukan lagi manjurnya doa tersebut. Terbukti dengan kisah Malin Kundang yang berubah menjadi batu karena dikutuk oleh ibunya karena durhaka kepadanya atau seperti terkabulnya doa dari ibu Soekirah yang mengharapkan anaknya menjadi raja, dan benar saja anaknya menjadi presiden ke-2 di Indonesia dan menjabat seumur hidup atau 33 tahun, sungguh masa jabatan yang lama. Jika kita tidak mendapat restu orang tua untuk masuk surga maka apa yang bisa kita perbuat, surga ada di bawah telapak kaki ibu, derajad ibu 3 tingkat diatas ayah, kasih ibu sepanjang jalan, dan kita tidak akan mampu untuk membalasnya, andaikan kata kita punya harta seisi bumi untuk berbakti kepada ibu kita, itu hanya ibarat titik debu di kaki seseorang, semoga kita semua termasuk orang-orang yang memuliakan orang tua, amin.

PEMBAHASAN


1. Faktor-Faktor Kenakalan Remaja
Ada berbagai macam faktor yang mengakibatkan prilaku kenakalan remaja itu muncul, baik secara internal (faktor dalam) maupun eksternal (faktor luar).(Shofwatal, 2017)


A. Faktor Internal (faktor dalam)
Masa pubertas identik dengan kecemasan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri bersenang-senang dan sebagainya. Tidak jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja lebih  memiliki sifat egosentris. Dalam fakto-faktorinteral penyebab penyimpangan prilaku remaja, lebih cenderung kepada:


1) Psikologi Pribadi
Mental remaja masih tergolong tidak stabil dengan didukung rasa ingin diakui yang kuat,  biasanya remaja cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan terjadi. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti ini para orang tua janganlah membiarkan dengan diam begitu saja terutama bagi anaknya yang sudah mulai beranjak ke masa remaja. Di usia yang rentan seperti ini lebih baik para orang tua mengarahkan anaknya menuju kedalam pendidikan yang positif, seperti halnya mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) yang ada dilingkungannya, atau pun mengikuti kegiatan seni budaya dan olah raga yang diadakan oleh ekstrakulikuler di sekolah. Dalam diri seseorang pasti ada potensi yang luar biasa, jadi orang tua bisa mendukung anak untuk mencapai cita-citanya.


2) Keluarga
Keluarga adalah madrasah pertama dan merupakan dasar yang paling pokok bagi perkembangan dan pertumbuhan kepribadian anak. Oleh karena itu keluarga menciptakan peranan penting dalam memberikan stimulus atau rangsangan bagi pembentukan kepribadian anak. Lingkungan keluarga ada berbagai macam keadaannya dan adanya potensi anak serta fasilitas dari keluarga dapat memberikan pengaruh yang positif maupun negative. Keluarga yang baik akan menciptakan pengaruh positif bagi anak-anaknya.
Keadaan keluarga yang buruk (broken home) maupun keluarga yang broken home semu (quasi broken home), keduanya akan mengakibatkan potensi yang kuat dalam membuat murid menjadi melakukan tindakan nakal di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.(Shofwatal, 2017)


3) Krisis Identitas
Perubahan remaja secara biologis dan sosiologis memungkinkan terjadinya dua bentuk penggabungan. Pertama, terciptanya perasaan akan ketetapan/prinsip dalam kehidupannya. Kedua, terbukanya identitas peran. Kenakalan remaja seringkali terjadi dikarenakan remaja tidak bisa mencapai masa integrasi kedua. Kenakalan remaja artinya adalah menata kembali emosi dan perasaan mereka yang telah hancur karena proses terhadap lingkungan sekitar.(Shofwatal, 2017)


4) Kontrol Diri Yang Lemah
Masa pubertas adalah masa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima akal sehat dan hati dengan yang tidak dapat diterima dan lebih mudah akan terseret pada perilaku "nakal". Begitu pun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengwal diri dalam pergaulan kemungkinannya akhirnya akan terjerumus juga di dalam pergaulan yang buruk.(Shofwatal, 2017)

B. Faktor Eksternal (faktor lingkungan luar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun