Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mi Ayam Goreng Langganan

14 Desember 2022   12:16 Diperbarui: 14 Desember 2022   12:28 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lakaey Cabang Gowongan (sumber: dokumentasi pribadi)

Saya memang penggemar mie ayam garis keras sejak SMP. Sebab, di dekat sekolah saya ada mie ayam bangka yang enak dan sangat terkenal (sampai sekarang), disitulah awal ketertarikan saya dengan mie ayam. Namun, saya tidak pernah seorang yang percaya dengan konsep mie ayam goreng. Mieyago (mie ayam goreng), sempat ramai di kota saya, tapi saya tidak pernah mencobanya. 'Genre' mie ayam favorit saya tentu saja adalah mie ayam bangka dengan mie berdiameter kecil dan tipis. Saya juga biasanya tidak menambahkan apa-apa pada mie ayam saya, hanya garam atau merica, kalau ada. Semakin banyak daun bawang dan tauge pada mie ayam, saya semakin suka. Saya lebih suka mie ayam dibandingkan bakso.

Namun sekitar setengah tahun yang lalu saya dikenalkan dengan mie ayam "Lakaey", yang ternyata hanya sekitar 500 meter dari rumah saya. Saya sangat tertarik dengan menu g-penx goyeng (gepeng goreng, sungguh, seperti itu penulisannya di buku menu), karena semakin tipis mie-nya saya semakin suka, tapi goreng? Saya diyakinkan oleh teman saya untuk mencoba mie ayam gepeng goreng ini, karena menurutnya inilah menu yang paling enak. Akhirnya saya pun memesan mie ayam gepeng goreng ini dengan snack tambahan pangsit goreng. 

Begitu datang, rupanya sedikit beda dari apa yang saya kira: nyemek. Jadi bukan mie ayam goreng yang benar-benar kering seperti yamien, namun ada sedikit bumbu yang menggenang, seperti apabila saya memasak Indomie goreng saya. Pangsit yang ada di satu porsi sajian mie ayam gepeng goreng ini juga cukup banyak, ditambah dengan timun. Mie ayam gepeng-nya lebih mirip dengan kwetiau, saya tidak keberatan, saya suka-suka saja. Ternyata, menu ini, menjadi menu yang selalu saya pesan ketika saya makan disini (atau di cabangnya, di Gowongan). Bagaimana ya mendeskripsikan rasanya, manis, gurih, sedikit seperti bumbu Indomie, sedap. 

Satu menu lagi yang hanya ada di cabang Gowongan adalah mie ayam g-penx chili klenyit, mie ayam goreng dengan minyak cabai. Saya juga sangat suka dengan menu itu, g-penx chili klenyit akan sempurna apabila ditemani oleh pangsit kwah (pangsit rebus), dan menu langganan saya g-penx goyeng akan sempurna apabila ditemani oleh pangsit kriuk (pangsit goreng). Side dish yang disajikan di Lakaey ini menurut saya juga lengkap, ada bakso (bakso jis), balungan ayam (bone ptx) dan ceker (checker ptx).

Selamat makan! (sumber: dokumentasi pribadi)
Selamat makan! (sumber: dokumentasi pribadi)

Lakaey memiliki dua cabang, yaitu di Mancasan (Jalan Werkudara 8, Wirobrajan) dan di Gowongan (sebelum hotel Sare). Cabang Mancasan tempatnya lebih kecil, dan hanya seperti kedai Jejepangan, sisanya lesehan sambil menatap lapangan Mancasan (beruntung kalau ada yang sedang main bola). Lakaey cabang Gowongan tempatnya lebih luas, full music, dan juga disediakan beberapa permainan seperti kartu deck, UNO dan UNO Stacko. Harganya pun standar, sekitar 15 ribu rupiah untuk satu porsi mie ayam, 5 ribu rupiah untuk side dish, dan 4 ribu rupiah untuk minum, dan sudah tersedia di GoFood. Menurut saya porsinya cukup banyak, sehingga harganya pun tidak menjadi masalah.

PEMUDA ADALAH IA YANG MAKAN MIE AYAM!

Sampai bertemu di postingan selanjutnya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun