Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkunjung ke Museum Nasional

21 September 2022   11:00 Diperbarui: 21 September 2022   11:03 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi penulis.

Bulan Juli kemarin, saya berkunjung ke Museum Nasional. Sudah menjadi impian saya sejak masih SMA untuk mengunjungi museum yang terletak di jantung Ibukota ini. Museum Nasional terletak di Jalan Medan Merdeka Barat 12, Gambir, dengan tiket masuk sebesar Rp. 15.000 untuk dewasa, dan bisa dibeli secara online di website Museum Nasional atau langsung ketika berkunjung. Saya berangkat dari Stasiun Pasar Minggu Baru dan turun di Stasiun Gondangdia, lalu memesan ojek online sampai ke Museum Nasional. Begitu masuk, saya disuguhkan dengan berbagai arca dan prasasti. 

Di ruangan selanjutnya ada koleksi kebudayaan Nusantara, seperti aksesoris, wastra (kain), tempat penyimpanan, tiara, dan keramik-keramik Tionghoa. Sayangnya, saya ke Museum Nasional ini sendiri, sehingga saya sangat menyarankan kepada Anda untuk mengajak teman agar bisa brainstorming, atau minimal merasa 'ndeso' karena koleksi-koleksi Museum Nasional ini begitu banyak dan begitu indah. 

Bisa dikatakan spesialisasi dari museum ini adalah kebudayaan Nusantara, mulai dari kebudayaan masa Hindu Buddha yang paling signifikan, hingga budaya akulturasi pada masa masuknya Islam. 

Pada saat saya berkunjung di bulan Juli lalu, sedang ada kegiatan ImersifA, sayangnya saya tidak memiliki banyak waktu pada hari itu, sehingga saya terpaksa melewatkan kegiatan tersebut. Museum Nasional juga kerap mengadakan pameran tematik, jika Anda sedang berkunjung ke Jakarta, atau Anda tinggal di Jakarta dan ingin mencari hiburan, saya sarankan untuk memantau website Museum Nasional untuk mengetahui mengenai kegiatan pameran mereka. 

sumber: dokumen pribadi penulis.
sumber: dokumen pribadi penulis.

Pada bagian kedua dari museum ini, menyimpan berbagai pusaka Nusantara, ada galeri topeng, wayang, senjata dan perhiasan. Tentu saja saya paling tertarik dengan galeri topeng dan perhiasan. Perhiasan tidak hanya digunakan untuk perias diri, namun ternyata perhiasan juga digunakan dengan tujuan ritual dan spiritual sesuai dengan sistem religi masyarakat. Perhiasan tradisional kerap dibuat dengan menggunakan manik-manik batu, biji-bijian dan tulang hewan, yang dipercaya dapat menolak bala. 

Pada bangunan pertama yang saya kunjungi, di bagian Sejarah Kebudayaan Indonesia, saya sangat tertarik (sekaligus merinding) dengan penjelasan mengenai data bahasa daerah dan suku di Indonesia berdasarkan provinsi. Tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri untuk melihat keragaman bahasa dan kebudayaan, kita patut bangga sebagai orang Indonesia karena diberkahi oleh Tuhan keragaman yang begitu indah. Pada bagian ini pula terdapat prasasti Yupa, prasasti tertua yang pernah ditemukan di Indonesia, sebagai awal dari persinggungan bangsa Indonesia dengan aksara. 

sumber: dokumen pribadi penulis.
sumber: dokumen pribadi penulis.

Ketika saya sampai kepada bangunan selanjutnya, telah masuk waktu istirahat, sehingga suasana museum cukup sepi, saya benar-benar sendiri memasuki ruangan dengan empat lantai (jujur saya tidak tahu nama bangunannya, bangunan paling utara dari kompleks Museum Nasional). Pada lantai pertama terdapat peninggalan masa praaksara, seperti peripih, kapak dan alat-alat dari tulang binatang. 

Saya hanya browsing sebentar, karena koleksinya pun mirip dengan koleksi Sangiran, saya sudah pernah ke Sangiran, sehingga saya langsung menuju ke lantai dua, peninggalan masa Hindu Buddha. Sejujurnya saya cukup merinding, bukan karena takjub tapi karena saya sendiri di ruangan yang sepi, tidak ada musik backsound apapun, dan ditambah dengan pencahayaan yang remang-remang, seperti dalam film Night At The Museum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun