Hari ini, aku kembali kepada masa dimana hari-hariku begitu menyakitkan. Setiap detiknya aku dipaksa untuk selalu lupa akan kenangan singkatnya. Iya Kenangan yang selalu hidup sewaktu-waktu, entah karena aku sedang merasa sepi atau bahkan semesta menginginkan aku untuk mengingatnya kembali.
Hari-hariku sekarang, jauh beda dengan hari-hariku dimasalalu, dimana setiap detik, menit, dan jam penuh dengan tawa dan bahagia. Â Beda dengan hari-hariku sekarang, dimana aku dan dirinya tidak lagi saling memberi kabar, saling menyapa, juga saling tatap saat tidak sengaja berjumpa.
Semenjak kepergiannya, semesta tidak pernah mengizinkan aku kembali menyapanya. Aku dan dirinya kembali menjadi asing, seperti bagaimana dulu aku dan dia adalah dua orang asing.
Entah yang keberapa kali, setiap aku berusaha menyapanya Kembali, hanya luka dan air mata yang kudapat. Sikap dia yang begitu dingin membuatku sadar, bahwa dia benar-benar tidak menginginkan aku untuk kembali meski hanya sebatas teman.
Dia hanya melakukan apa saja yang membuat dia bahagia. Dia hanya kebetulan melakukan sesuatu yang aku suka dan membuatku bahagia. Tidak mengapa, aku akan menyimpannya dan menyatukannya kembali sendiri. Aku hanya akan memendam kekecewaanku dalam-dalam kepadanya.
Niatku kembali menyapanya bukan berarti aku ingin sosok dia kembali pada hidupku. Rasaku padanya sudah tidak seperti dulu, lukaku juga sudah lekas membaik. Jangan salah mengartikan jika aku mencoba menghubungimu lagi, bertanya tentang kabarmu.
Sungguh,
Aku hanya rindu..