Artikel ini terinspirasi dari tetangga saya yang masih berumur 5 tahun yang bernama vera. Saat itu ibu dari vera sedang membereskan mainan vera yang berserakan di halaman rumahnya.
Awalnya vera hanya memperhatikan sang ibu yang sedang memindahkan mainannya dari halaman ke dalam rumah. Ibunya membereskan dengan cara memungut beberapa mainannya dengan tangan dan melakukannya beberapa kali sambil bolak balik dari halaman ke dalam rumah.
Tak jauh dari tempat mainan vera berserakan ada sebuah kain 'samping' atau selendang yang biasa dipakai ibu vera untuk menggendongnya. Dengan sigap vera raih selendang itu, menaruhnya di lantai sambil melebarkan selendangnya lalu mainan yang masih berserakan dilantai tersebut ia pindah keatas selendang sampai tak tersisa lagi mainan yang berserakan di lantai.
Vera melanjutkannya dengan menyatukan kedua sisi selendang lalu memegangnya sambil berjalan ke dalam rumah. Dengan apa yang dilakukan vera tadi sangat membantu dan memberikan solusi agar tidak bolak balik dari halaman ke dalam rumah hanya untuk membereskan mainannya.Â
Saya yang sedang memandangi kejadian kekreatifan seorang anak berusia 5 tahun itu sempat terheran dan berfikir "kok bisa ya anak seusia dia sudah memikirkan suatu hal yang menjadi solusi penyelesaian suatu masalah yang sederhana" "darimana ya kira kira ia mendapatkan ide seperti itu". Cara tersebut membuat suatu solusi yang sederhana, ringkas, menghemat waktu dan kreatif.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa kekreatifan seseorang terkadang muncul saat ia berhadapan dengan suatu masalah yang menuntutnya untuk bergerak cepat. Sehingga tanpa ia sadari, ia telah melakukan hal yang menjadi gagasan baru dalam keadaan tersebut yang tentunya menjadi solusi dan jalan keluar permasalahan tersebut.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah apakah kreatif itu dapat dilatih? Atau memang sudah bawaan seorang anak dari lahir? Jawabannya adalah kreatif itu dapat kita latih dengan cara cara yang sederhana.
Seperti mencampurkan beberapa warna pada cat air sehingga menghasilkan warna baru, permainan lego yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk, puzzle yang melatih anak untuk mencocokkan sebuah gambar, dan plastisin atau malam yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan juga melatih motorik halus anak. Sehingga membuatnya berfikir tentang bagaimana cara untuk menyelesaikannya.
Namun sangat disayangkan sekali karena pada zaman sekarang ini banyak orang tua yang memberikan permainan pada handphone untuk anaknya yang masih berusia dini. Tentunya ada beberapa yang bermanfaat namun pada perkembangan lainnya seperti motorik anak itu menjadi kurang terlatih.Â