Mohon tunggu...
Amany Balqis El Annisa
Amany Balqis El Annisa Mohon Tunggu... Makeup Artist - Mahasiswa

akun ini saya gunakan untuk menunaikan tugas mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bakatku Milikku

25 September 2020   20:55 Diperbarui: 25 September 2020   21:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Ngapain sih kamu gambar? Mau jadi apa kalau sudah besar? Seniman hidupnya gak ada yang jamin! Lebih baik kamu belajar biar jadi PNS!"

"Suara kamu tuh jelek gak usah nyanyi! Udah sana belajar main piano aja!"

"Kakakmu selalu juara kelas, kamu malah nari-nari gak jelas!"

Mungkin beberapa kalimat diatas mewakilkan kata kata yang sering kita dengar. Kita sadar akan bakat kita namun yang terjadi malah harus mengubur dalam-dalam keinginan untuk mengembangkannya. 

Alhasil yang terjadi bakat kita tidak berkembang, dan kegiatan lain yang kita lakukan secara terpaksa karena suruhan orang tua menjadi beban untuk kita. Hal-hal seperti itu terjadi karena orang tua atau orang di sekitar kita hanya memikirkan dan terpaku dengan pemikiran yang mereka anggap menjadi standar sukses atau keberhasilan mereka. Dan menganggap hal-hal yang diluar tujuan hanya buang-buang waktu dan tenaga serta tidak ada manfaatnya.

Orang tua memang ingin melakukan hal yang terbaik untuk anaknya. Tetapi belum tentu hal yang terlalu dipaksakan pada anak akan menghasilkan kebaikan pula pada anak tersebut. 

Karena setiap anak memiliki bakat yang sudah ia bawa sejak lahir dan tugas sebagai orang tua atau pembimbing adalah membimbing anak untuk sadar akan bakat tersebut dan membantu untuk mengembangkannya. Karena standar keberhasilan seseorang bukan dilihat dari ia yang menjadi juara kelas ataupun mendapat nilai sempurna dipelajaran matematika.

Anak yang pandai menggambar, menyanyi, menari, atau bahkan bermain alat musik tanpa membutuhkan latihan rutin terlebih dahulu adalah anak berbakat. Mereka sama-sama hebatnya dengan anak yang pintar bahasa inggris dan anak yang juara umum disekolahnya. 

Jangan terlalu menuntut atau memaksa anak mengubur bakat mereka. Yang mereka butuhkan adalah dukungan dari orang sekitar karena perbedaannya hanya pada bidangnya saja dan masing-masing anak terlahir dengan keistimewaannya.

Jangan sampai anak-anak merasa tersakiti dan terbebabni dengan kata-kata yang kita lontarkan karena mereka kurang dalam bidang yang kita anggap seharusnya harus bisa. Karena hal itu akan berdampak hingga masa depannya. Dan tentunya bakat anak menjadi bakat yang hanya dimiliki namun tidak mengalami perkembangan. Karena pada zaman sekarang, pekerjaan semakin beragam serta bakat dan keahlian sangat dibutuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun