Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Destinasi Wisata Super Premium Itu Bukan untuk Labuan Bajo Saja!

6 Februari 2021   13:32 Diperbarui: 6 Februari 2021   14:27 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama Areal Persawahan Lembor-Manggarai Barat (dokumen: Padar News)

Pertama sekali karena komodo. Kemudian, karena pantai yang indah, bukit sunset yang anggun, batu cermin dan sebagainya yang mana keindahan itu tidak hanya dinikmati oleh warga pribumi saja melainkan warga pelancong dari luar negeri juga turut menikmati keindahan wisata di Labuan bajo tersebut. 

Sebagian besar dari objek wisata tersebut terletak di seputaran kota Labuan Bajo. Sehingga, berbagai hotel, restauran, vila dan penginapan lainnya sudah dan sedang dibangun dengan tampilan yang begitu megah. Namun, bagaimana dengan yang berada di luar Labuan Bajo, kira-kira objek keindahan seperti apa yang sungguh menarik sehingga barangkali juga menjadi bagian dari destinasi wisata super prioritas, agar tidak terkesan egolokalisme atau di Labuan bajo semata. 

Padahal sesungguhnya, kekayaan terbesar yang dimiliki oleh kabupaten Manggarai Barat adalah manusianya (tatanan antropologis) atau orang-orang lokal yang telah mendiami di seluruh kawasan Manggarai Barat.

Jika ditelusuri lebih jauh atau secara komprehensif, semua keindahan alam serta keajaiban alam dunia layaknya satwa komodo yang sudah cukup terkenal dari Labuan Bajo merupakan wujud simbolis dari peradaban orang-orang lokal yang telah lama hidup dan menetap dalam kawasan tersebut. Peradaban manusia itu kemudian disimbolkan menjadi sebuah tradisi yang unik dan adanya relasi intim dengan alam yang kemudian dijadikan sebuah destinasi wisata. 

Belum juga termasuk tradisi khas lainnya yang juga sangat menarik untuk dilestarikan seperti atraksi tarian caci dan tarian sanda, tarian rangkuk alu yang menjadi simbol kebudayaan Manggarai yang sangat unik. Sekalipun faktanya, kini atraksi budaya demikian sudah mulai luntur tersebab karena kurang dilestarikan dan diwariskan dengan baik terutama kepada anak-anak muda (milenial).

Di samping juga karena imbas dari perkembangan zaman yang semakin hari semakin 'gila' karena kerap kurang mengandung edukasi yang baik kepada setiap individu lokal.

Hal lainnya juga adalah kearifan-kearifan lokal seperti pembuatan tikar (lose), keranjang (roto atau penggek) yang sejatinya merupakan kegemaran kakek-nenek dulu yang selalu diwariskan secara turun-temurun. Namun, kini juga mulai luntur oleh roda zaman dan juga sosialisasi yang sangat minim kepada generasi muda. Juga termasuk kuliner lokal Manggarai Barat seperti kue serabe, rebok, gula aren, pisang rebus dan ubi rebus dan lain sebagainya.

Kemudian, kekayaan terbesar lainnya yang juga tak kalah menarik adalah peradaban penduduk Manggarai Barat yang bersandar hidup dengan bertani atau berkebun.

Bertani atau berkebun tidak hanya sebatas mata pencaharian semata melainkan lebih dari itu yakni sebagai wujud tradisi atau budaya lokal. Yang bila ditelusuri dan dikonservasi dengan baik terutama dengan campur tangan pemerintah baik pusat maupun daerah akan sungguh sangat menarik. Sebut saja contohnya, persawahan Terang dan Lembor yang sangat luas dan menjadi pusat lumbung padi untuk wilayah Manggarai dan Flores secara keseluruhan. 

Selain areal persawahan yang luas juga areal perkebunan komoditi tani lainnya seperti: perkebunan vanili, cengkeh, porang, kopi dan kakao. Juga buah-buahan seperti durian, jeruk, pisang dan lain sebagainya. Hampir semuanya ini dimiliki oleh para petani gunung karena memang kondisi lahan yang sangat subur. 

Apabila kondisi ini memiliki dukungan penuh dari pihak pemerintah selaku 'penguasa' baik lokal maupun pusat akan menjadi destinasi wisata yang menarik, terutama sebagai wisata tani atau kebun yang menarik. Juga agar tidak monoton dengan pantai dan laut saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun