Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemelut Muatan Investasi Pendidikan di NTT Masa Kini

23 Januari 2021   11:55 Diperbarui: 23 Januari 2021   12:00 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Seword. com

Hominisasi mengacu pada jadinya manusia sampai pada tingkat yang niscaya yang paling minimal sedangkan humanisasi menunjuk pada perkembangan yang lebih tinggi yang melampaui tingkat niscaya tadi. 

Ketiga, pendidikan sebagai tempat pemanusiaan manusia muda; di sini pendidikan menjadi acuan bagi manusia untuk mengenal dirinya sebagai AKU yang sempurna hanya dalam hubungannya dengan AKU yang lain. Dalam hal ini manusia dalam proses menjadinya selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Saling kerjasama merupakan bentuk hubungan yang sangat urgen sebab di sana akan ada saling menyempurnakan dan cinta kasih. bagi manusia muda ada bersama dapat dikondisikan  dalam keluarga sebagai tempat primer, masyarakat sebagai tempat kedua dan sekolah (forman dan non-formal) sebagai kelanjutan dari kedua tempat pertama.(Ibid., hlm. 38-39).    

Kemelut yang Terjadi

Seiring dengan hal di atas, mari kita menengok konteks kekinian yang terjadi dalam dunia pendidikan kita khususnya di NTT tercinta ini. 

Sebelumnya kita patut berbangga bahwa di bumi NTT kita ini telah banyak menetaskan kaum-kaum intelek yang cukup berpengaruh dalam pelbagai bidang. Ada yang berhasil menempati kursi kepemerintahan baik di pusat maupun di NTT sendiri. Ada yang aktif dalam bidang birokrasi, bisnis bahkan menjadi aktivis yang terus menyuarakan keadilan dan kesejahteraan. 

Banyak kaum cendekiawan kita telah menyandang gelar doctor dengan latar belakang studi di kampus-kampus yang sangat terkenal baik dalam negeri maupun luar negeri. 

Namun terlepas dari prestise atau keberhasilan tersebut justru tubuh pendidikan di NTT saat ini sedang dilandai kemelut distorsi kronis. Pelbagai macam praktik penyimpangan yang hemat penulis telah meluluhlantahkan nilai luhur dari proses pendidikan di NTT.

 Justru di sini kebanyakan aktornya adalah mereka yang semestinya bertanggungjawab penuh terhadap proses kemajuan pendidikan di NTT ini. Mulai dari tingkatan yang paling krusial seperti: praktik korupsi dengan bermacam-macam motif yang dilakukan seperti: korupsi yang terjadi dalam dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 

Konspirasi antara kepala sekolah dengan penguasa pemerintah daerah seperti perilaku oknum pejabat yang mengeluarkan peraturan daerah (perda) terkait dinamika pembelajaran di sekolah. 

Tujuannya adalah untuk mendulang popularitas oknum pejabat bersangkutan, entah karena ingin mencalonkan diri lagi atau karena posisinya sedang rawan. Perda dikeluarkan bukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, akhlak, atau iman siswa melainkan lebih demi kepentingan diri sendiri dengan memuaskan hasrat primordial publik. Selain itu sering pula terjadi penggelapan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan pelakunya adalah mulai dari kepala sekolah hingga guru-guru berpredikat Pegawai Negeri Sipil (PNS) gadungan. Sedangkan masih begitu banyak guru-guru komite lainnya yang mengabdi dengan tulus walaupun jaminan kesejahteraan mereka tak seberapa. 

Tindakan mengkomersialisasikan karya-karya ilmiah seperti: skripsi dan tesis dikalangan mahasiswa/i bersama dengan dosen-dosen pembimbing. Praktik pembelian ijazah yang marak terjadi. Sedangkan dalam tingkatan bawahnya siswa dan siswi pandai berbohong dan belajar menipu agar luput dari sanksi dan hukuman dan korupsi uang iuran pramuka atau uang iuran kelas lainnya untuk membeli jajan, rokok, minuman keras (moke), ganja, sabu-sabu dan lain sebagainya. Sejumlah kejadian tersebut kian mengakar sedang kemiskinan terus meningkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun