Mohon tunggu...
amandanasution73
amandanasution73 Mohon Tunggu... Freelancer - penulis lepas

aku suka nulis, nonton, suka semua yang berbau seni. yah...biasa aja deh

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Midnight In The Switchgrass (Review)

30 November 2022   22:02 Diperbarui: 30 November 2022   22:11 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum, Readers

Midnight Switchgrass film bergenre action yang dibintangi Megan Fox sebagai Rebecca Lombardo, Bruce Willis sebagai Karl, keduanya merupakan agen FBI, dan Emile Hirsch sebagai Byron Crowfrod yang bekerja sebagai polisi di salah satu wilayah yang termasuk bagian dari Florida.

Film ini dibuka dengan berita hilangnya seorang wanita, yang kemudian mayatnya ditemukan dipinggir sungai, kemudian disusul dengan beberapa wanita dimalam yang berbeda. Uniknya semua mayat wanita yang ditemukan merupakan pekerja seks komersial. Jelas lah, Readers, ini menjadi teka teki bagi pihak kepolisian. Bahkan Rebecca dan Karl pun tertarik dengan kasus ini. Karena pelakunya tidak meninggalkan jejak sama sekali.

So,

Film ini tidak membuat teka teki yang sulit ditebak, karena tidak sampai setengah film kita sudah diperkenalkan dengan siapa sang pelaku pembunuhan, Peter yang diperankan oleh Lukas Hass. Peter supir ganti pada sebuah perusahaan expedisi, memiliki seorang istri dan seorang anak perempuan. Memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis tidak membuat Peter berpikir melakukan aksinya.

Lionsgate.doc
Lionsgate.doc

Sayangnya latar belakang atau motivasi pembunuhan yang dilakukan Peter tidak terungkap. Padahal selain melakukan pembunuhan Peter juga melakukan penyekapan. Dari semua rangkaian peristiwa, akhirnya aku berkesimpulan Peter 'sakit'. Karena memang tidak ada penjelasan. Apa lagi akhir film ini begitu saja.

Plot twist di film ini beneran tidak memberi apa-apa. Sekedar ada dan ditempelkan bagitu saja, kaya cuma untuk intermezo tanpa kelanjutan dan akhir. Begitu juga dengan adegan-adegan aksinya. Bruce Willis pun diletakkan seperti sebagai pelengkap doang, dong.

Padahal kalo memang isu pembunuhan berantai dengan latar belakang sakit jiwa, dan ini dipertajam ga kebanyakan intermezo, pasti jadinya akan lebih bagus dari sisi cerita.

Untuk gambar sendiri, cukup banyak pengulangan sebagai flashback ya. Padahal penonton sudah liat kejadiannya.

Btw, ini film kedua Bruce Willis yang aku tonton tanpa action berarti dari sang actor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun