Mohon tunggu...
Amanda MeisyaSalsabila
Amanda MeisyaSalsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

12 Mipa 4

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen: Suatu Kehormatan

13 November 2020   11:13 Diperbarui: 13 November 2020   11:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Namaku Amanda. Saat itu aku duduk di bangku kelas 3 SD yang dimana semua murid sudah boleh untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Disitu aku bingung, apa itu kegiatan ekstrakurikuler dan apa manfaatnya untukku. Wajar, pada saat itu pertama kali untukku untuk mengikuti kegiatan tambahan di sekolah seperti itu. Karena aku tidak tahu apa itu ekstrakurikuler aku bertanya pada Mamaku dan ketika Mamaku selesai menjelaskan aku mengerti dan aku disuruh memilih akan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler apa.

Saat itu pilihan yang tertera tidak terlalu banyak yaitu Taekwondo, Pramuka, Marching band, dan Tari tradisional. Walaupun tidak terlalu banyak pilihan tapi aku tetap antusias untuk mengikuti salah satu dari pilihan tersebut. Aku memilih untuk mengikuti ekstrakurikuler tari tradisional karena pada saat itu aku memiliki impian untuk menjadi seniman yang handal, tetapi karena aku ragu aku kembali bertanya kepada orang tuaku dan tanpa disangka mereka pun menyetujuinya dan memang akan merekomendasikan itu untukku. Mendengarnya aku senang sekali karena aku bisa berlatih dengan enjoy tanpa terbebani dengan keterpaksaan.

Setelah sudah memutuskan untuk mengikuti tari, Mamaku membantuku untuk membantu formulir pendaftarannya yang sudah diberi oleh pihak sekolah kepada setiap siswa. Setelah selesai, aku berbicara kepada sahabatku yaitu Saskia bahwa aku mengikuti ekstrakurikuler tari tradisional. Ketika aku berbicara seperti itu dia sangat senang karena kita memilih pilihan yang sama.

Singkat cerita aku dan teman-temanku sudah mengikuti pertemuan yang pertama yang diisi dengan kegiatan perkenalan antara pelatih dan siswanya. Lagi-lagi kita senang karena pelatih kita yaitu guru seni budaya yang mengajari kita di sekolah. Namanya Ibu Reni. Orangnya baik hati, cantik, ramah, dan juga tidak bisa marah. Aku tidak tahu mengapa tapi memang begitu adanya, tapi itu bagus jadi kami tidak perlu merasa takut ataupun cemas dengan cara mengajarnya karena memang kita sudah mengetahui bagaimana ia mengajar.

Di pertemuan pertama ini juga kita diberi tahu jadwal untuk berlatih tari dan kapan kami mulai untuk berlatih gerakan tarian yang pertama. Tidak terlalu lama, tapi cukup untuk menyampaikan informasi dasar kepada kami yang baru akan mulai mengikuti kegiatan tari.

Setelah pertemuan yang pertama itu aku semakin semangat untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Aku sudah mulai berekspetasi bagaimana asik dan serunya ketika kami berlatih tarian bersama. Walaupun aku sangat semangat dan sangat menanti untuk berlatih tari di pertemuan berikutnya tetapi aku tidak melupakan tentang pelajaran akademik ku yang memang harus diprioritaskan.

Di kelas aku berusaha mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan sebaik mungkin agar nilaiku tidak menurun. Bukan maksud ingin terkenal jadi aku berusaha untuk selalu mendapat nilai yang bagus tetapi menurutku nilai akademik dan non-akademik harus seimbang. Dan juga aku memang diajarkan seperti itu oleh orang tuaku agar tidak menjadi sebuah kebiasaan membiarkan sesuatu yang seharusnya lebih diprioritaskan.

Jadwal pertemuan kedua ekstrakurikuler tari tradisional sudah tiba dan aku tidak sabar untuk menanti waktu pulang sekolah. Hal ini membuatku lebih semangat belajar di kelas dari hari biasanya. Sampai pada akhirnya waktu yang ditunggu datang, aku dan teman-temanku pergi ke ruang kelas yang dipakai untuk kami mulai berlatih tari.

Pertemuan kedua ini diawali dengan kami membereskan dan membersihkan ruang kelas yang akan kami pakai untuk berlatih. Selanjutnya, kami pemanasan statis dan dinamis tetapi sebelumnya diawali dengan berdo'a sesuai agama masing-masing. Setelah berdo'a dan pemanasan, semua siswa disuruh untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali putaran. Lalu, jika sudah kami beristirahat lima sampai sepuluh menit dan langsung berlatih.

Permulaan, kami diajari gerakan-gerakan dasar dan diberi contoh video tari yang akan kami pelajari. Sesudah itu kami langsung diajari gerakannya sedikit demi sedikit sampai kami bisa. Disitu aku baru menyadari bahwa belajar tari tidak tentang asik dan seru saja tetapi rasa lelah juga ada tetapi itu tidak membuat semangatku pudar. Terlebih jika satu lagu sudah tamat kami hapalkan gerakannya.

Selama belajar tari kami belum memiliki event tetapi ketika akan mendekati acara pensi kami selalu diundang untuk mengisi acaranya, entah itu menarikan upacara adat atau hanya sekedar hiburan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun