Assalamu'alaikum, Readers.
Ada keresahan yang aku rasakan selama penerapan work from home yang diakibatkan pandemi Covid-19. Dari mulai penyebaran si virus ini yang, kalo menurut aku nih, para ahli pun masih menebak-nebak cara penyebaran dan penangannya. Emang sih paling efektif menghentikan penyebaran virus ini saat ini adalah mengurangi berdekatan dengan orang yang kita tidak tau dia abis dari mana dan dengan siapa. Tapi, apakah efektif? Ntah lah, yang penting kita udah usaha.
Readers, saat ini aku ga mau ngomongin tentang penanganan si virus ini sebenarnya. yang mau aku obrolin ditu adalah dampak ekonomi dari virus ini terhadap kehidupan UMKM dan Ekonomi Indonesia ditengah pandemi saat ini. Lumayan berat ini bahasan, semoga ga salah ya. Ini berdasarkan apa yang aku rasakan dan lakukan selama work from home artinya menjadi kaum rebahan.
Ga bisa kita pungkiri ya, Readers, Covid-19 bener-bener membawa dampak luar biasa hampir diseluruh aspek kehidupan kita. Dari mulai pekerjaan yang berdampak dengan kehidupan ekonomi keluarga, hingga kebiasaan yang ikut berubah. Kangen ya kita ngumpul-ngumpul dengan leluasa tanpa dihalangi masker atau faceshield. Ga ragu merangkul atau memeluk sahabat yang kita temui. Ngobrol asik di warung kopi sambil hahaha hihihi.
Itu baru dampak sosial dan kebiasaan. Yang sangat luar biasa, bahkan negara sebesar Amerika pun teriak karena kalud dengan dampak mewabahanya Covid-19, dampak ekonomi. Jelas lah ya. Berminggu-minggu kita tidak keluar rumah dan bekerja. Banyak sektor usaha yang mati suri, bahkan mati beneran. Yang otomatis memberhentikan tenaga kerjanya. Artinya pengangguran baru.
Banyak sekali upaya yang dilakukan pelaku usaha dari berbagai skala untuk bisa bertahan di kondisi yang dirasakan semua negara di dunia ini. Tidak banyak yang bertahan, terutama UMKM yang beberapa tahun belakangan ini menjadi primadona pemerintah dalam memicu bergeraknya roda ekonomi. Dan banyak pihak yang ikut membantu pemerintah mempertahankan agar UMKM bisa bertahan ditengah kondisi yang sangat sulit saat ini.
Yang aku lihat belakangan ini dimedia sosial adanya saling dukung para pelaku UMKM dengan saling membantu promo, bahkan ada gerakan untuk belanja dari UMKM terdekat alias tetangga. Ini bentuk upaya nyata dari semua lapisan masyarakat agar UMKM tetap bisa bersaing.
Menunjukkan dukungan nyata, para pelaku e-commerce pun ikut membantu mempromokan hasil dari usaha yang dikelolah masyarakat dan kebanyakan berskala rumah tangga ini. Karena jumlahnya yang cukup besar, yaitu 64,2 juta unit usaha berdasarkan data Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI). Seperti yang dilakukan salah satu e-commerce, Evermos yang tidak ada hentinya mendukung usaha kecil dan menengah dengan melakukan berbagai upaya promosi produk UMKM melalui program Harus Peduli Produk Lokal. Tidak kurang dari 1.400 yang terdiri dari adalah gabungan UMKM dari Evermos, ABDSI (Asosiasi Business Development Services Indonesia), Japnas (Jaringan Pengusaha Nasional), Bisnishack dan UMKM yang mendaftar melalui situs www.haruspeduli.com/produklokal/.UMKM bergabung dalam program ini.