Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Nature

Saat Fans Base Betrand Peto di Tengah Korban Banjir Cengkareng

5 Januari 2020   02:14 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:18 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok by betrandpeto_protect2

dok by ah_nast
dok by ah_nast

Secara psikis, korban bencana seperti ini membutuhkan orang buat mereka berbagi cerita. Menjadi pendengar bagi mereka, minimal mengurangi kesedihan dan kekalutan yang tiba-tiba harus dirasakan para korban banjir ini. Seperti salah satu korban banjir asal Lombok yang sempat mereka ajak obrol.

Namanya Ibu Sabariah, asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tinggal sendirian di Jakarta sebagai penjual tissue keliling, asongan bahasa umumnya. Ini beliau lakukan setelah rumah yang dibangunnya di Lombok, hasil keringatnya setelah menjadi TKW di Malaysia, harus hancur karena bencana gempa tahun lalu.

Bahkan saat ini ibu, anak dan suaminya, yang beliau tinggalkan di Lombok masih bermukim di tenda pengungsi. Dan karena banjir yang merendam kontrakannya yang berada di perkampungan di sebrang halte busway, Ibu Sabariah hanya memiliki baju yang sudah tiga hari dia kenakan. Tidak satu pun barangnya yang bisa diselamatkan.

Kehilangan harta benda juga dirasakan oleh pengungsi lainnya yang juga merupakan tetangga Ibu Sabariah. Team dari @BetrandPeto_protect2 pun menerima keluhan pengungsi tentang tidak meratanya pembagian bantuan.

Dengan sigap beberapa dari tim @BetrandPeto_protect2 pun mempertanyakannya ke petugas yang dititipkan amanah bantuan dari berbagai lapisan masyarakat. "Bantuan dikumpulkan dulu di rumah RW, baru nanti disalurkan ke para korban," begitu keterangan yang mereka dapat dari petugas Trans Jakarta. Yah, kita memang tidak bisa menyenangkan atau memuaskan semua orang, selalu saja ada ketidak puasan.

dok by winna
dok by winna
Melihat anak-anak yang bermain di halte busway dengan baju dan kondisi seadanya membuat perasaanku kacau, menyesal aku tidak siapkan untuk melakukan semacam trauma healing dengan mengajak mereka bermain dan bercerita, atau apa saja. Sementara air mata tanda ikut merasakan duka para korban pun tidak terbendung bagi tim @BetrandPeto_protect2. Bagusnya tidak berlarut, sehingga mereka mampu membagikan bantuan yang mereka bawa ke para korban. 

"Senang melihat anak-anak  ini bahagia, padahal cuma dikasih permen," begitu ungkap salah satu anggota tim @BetrandPeto_protect2. Sementara itu, tanpa pembagian tugas, seperti sudah terbiasa dan kenal lama, tim yang hanya terdiri dari 5 orang ini pun berbagi tugas. Termasuk dokumentasi sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada teman-teman satu grup.

Yah, mereka berhasil menterjemahkan arti mengidolakan seseorang, tidak hanya sekedar menikmati karyanya, tapi juga mencontoh apa yang terbaik dan pantas dicontoh dari sang Idola. "Ayah Ruben mencontohkan kami berbagi tanpa peduli besar kecilnya bantuan itu," begitu ungkap mereka. Dan hari ini mereka wujudkannya dengan berbagi disalah satu halte busway yang dijadikan tempat berlindung sementara sebagian kecil pengungsi korban banjir.

Sebenarnya ada hal yang lebih menarik dari fans base satu ini, tapi aku bahasnya ntar ya. Di judul yang berbeda.

dok by ah_nast
dok by ah_nast

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun