Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Batik Betawi dari Terogong

16 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 16 Desember 2019   09:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum, Readers

Batik menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia yang tidak lekang oleh zaman dan pengaruh globalisasi yang sukses membawa semua hal, termasuk budaya dan kehidupan dari luar Indonesia masuk dan melebur ke kehidupan, terutama dikehidupan para pemuda dan pemudi Indonesia. Tapi, ternyata tidak terdampak akan hal ini. Tidak gampang memang untuk tetap berdiri dan bertahan ditengah gerusan masuknya budaya asing. Generasi muda memang menjadi andalan untuk pelestarian budaya yang ada, termasuk pelestarian batik.

Sementara itu, readers. Batik sendiri juga mengalami evolusi loh. Evolusi yang dimaksud adalah perkembangan untuk motif dan peruntukannya. Ini terlihat dari banyaknya daerah-daerah diluar tanah Jawa yang kemudian membuat motif batiknya masintmasing, sesuai dengan ke khasan daerah tersebu. Bahkan batik dijadikan baju wajib pada hari Jum'at. 

Btw, aku jadi teringat dengan gitar yang dihiasi motif batik. BTW, disini aku mo bilang, bahwa batik itu bukan kain yang dihias dengan ragam hias, tapi batik merupakan proses. Saat malam cair didalam canting dan digunakan untuk membuat ragam hias pada selembar kain. Dan hasilnya  disebut dengan  kain batik.

Suatu saat aku melewati daerah Terogong, Jakarta Selatan. Di sebuah pertigaan, aku harus belok kekanan, sesuai alur jalan besar, sementara ke arah jalan yang lurus, jalan yang lebih kecil aku melihat sepintas sebuah tulisan yang menunjuk kearah jalan yang lebih kecil, "Batik Betawi Terogong." Hah? Betawi punya batik? Bisa jadilah, toh semua daerah bisa saja membuat corak batiknya masing-masing toh? Pengen tahu sih lebih banyak, cuma kapan ya kesananya dan siapa yang harus aku temui?

dok by me
dok by me

Pucuk di cinta ulam tiba nih ceritanya, Minggu, 8 Desember 2019, bersama komunitas Ladeisiana, Kompasiana aku akhirnya mengunjungi workshop Batik Betawi Terogong. Dan makin seru, karena selain bisa ngobrol langsung dengan Mpok Lalea, sang pemiliki. Bahkan aku dan teman-teman juga di izinkan mencoba membatik.

Bertempat di Jln. Terogong III Mpok Laela memulai upayanya melestarikan batik khas Betawi sejak 2012 silam. "Dulu disini kampungnya para pengrajin batik Betawi. Namun kebiasaan orang dulu yang membatik mulai berkurang, saya dan saudara-saudara saya keturunan terakhir pembatik disini," ungkap Mpok Laela.

MPOK LAELA & BATIK BETAWI-NYA

dok by me
dok by me

Tidak mudah untuk kembali menghidupkan batik Betawi ditengah arus moderinasasi dan globalisasi ini. Apa lagi kebanyakan anak muda saat ini lebih banyak terinfluence gaya dan kehidupan negara-negara tertentu, korea dan amerika misalnya. Kedua negara ini dijadikan kiblat, terutama fashion bagi kalangan milenial. Belum lagi omongan tidak sedap masyarakat setempat saat usaha ini dirintis ulang. Rasa pesimis dan cibiran masyarakat tidak menyurutkan semangat Mpok Laela dan keluarga untuk terus berjuang, menghidupkan kembali batik Betawi, hingga saat ini berkembang dan mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun