Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mendekor Indonesia, Kisah Pengrajin Lokal

20 Mei 2019   23:58 Diperbarui: 21 Mei 2019   00:29 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Readers, Indonesia memiliki banyak sekali handycraft atau kerajinan tangan yang memang merupakan kekayaan atau ketreampilan lokal. Setiap daerah, memiliki ciri tersendiri dari kerajinan tangan masyarakatnya. Sehingga jadi ada seperti ciri khas gitu, readers. Tidak hanya bentuk dan kegunaan yang khas, tapi juga bahan baku yang digunakan.

Readers, kalau jaman dahulu kerajinan tangan yang sangat memikat dan rumit ini biasanya hanya untuk dipakai para bangsawan dan atau untuk upacara-upacara tertentu. Hebatnya kerajinan-kerajinan ini dihasilkan selalu penuh dengan makna, baik dalam pemilihan bahan, motif, warna, proses pembuatan dan juga saat digunakan. Memang sih ada yang dibuat untuk sehari-hari dan untuk kalangan masyarakat kebanyakan, tapi tetap selalu punya nilai filosofi.

Seiring dengan perubahan zaman dan masuknya pangaruh asing, mau ga mau kita melihat banyaknya kearifan lokal yang terkikis dengan alasan modern, kekinian, praktis, simple dan lebih murah. Jelas ini memberi tidak sedikit dampak negatif bagi pengrajin lokal, apa lagi yang masih tradisional. Sangat berat harus bersaing dengan produk import yang terlihat lebih menarik, lebih murah, lebih gampang didapat dan lebih gampang dan cepat ketersediaannya.

img-20190520-wa0082-1-5ce2d9236b07c5517f0b3153.jpg
img-20190520-wa0082-1-5ce2d9236b07c5517f0b3153.jpg
Sekelompok anak muda yang tergabung dalam usaha yang diberi nama PT. Mendekor Anugerah Indonesia melirik kerajinan lokal yang mulai terlupakan ini sebagai lahan usaha yang menjanjikan. 

Dengan melakukan pendekatan langsung ke pengrajin di daerah, melakukan penetrasi usaha dengan memberikan perhatian kekehidupan sosial masyarakat daerah, Brian Karno, Founder Mendekor mulai membuat rencana promosi dan marketing, plus menambah item kerajinan asli Indonesia. 

Merangkul beberapa anak muda yang juga memiliki ketertarikan untuk mengeksplor kerajinan yang merupakan salah satu kearifan asli Indonesia ini, dan bernaung, fight bareng dengan merek dagang Mendekor Indonesia. 

"Salah satu tujuan dibentuknya Mendekor adalah meningkatkan dan memberikan kesejahteraan para pengrajin lokal," jelas Brian pada acara buka puasa bersama para bloger dan media, yang diadakan di Kroma, Panglima Polim, Jakarta Selatan, Rabu 15 Mei 2019. Acara yang dihadiri oleh 35 peserta dan dua pengusaha muda yang langusung melakukan pembinaan dan pendampingan, Alain Malachi Jeremi Bunjamin, pemilik merk dagang Studio Dapur dan Esther Cecilia ini mengangkat judul yang lumayan "seksi", Kulik Kisah Pengraji Lokal.

img-20190520-wa0084-1-5ce2db5195760e1921627143.jpg
img-20190520-wa0084-1-5ce2db5195760e1921627143.jpg
img-20190520-wa0083-1-5ce2da926b07c504b24e7ca2.jpg
img-20190520-wa0083-1-5ce2da926b07c504b24e7ca2.jpg
 Merasa prihatin dan sedih melihat hasil kerajinan yang dari bahan bambu yang dianyam menjadi berbagai bentuk karya, membuat Alain tergerak mendekati para pengrajinnya didaerah. "Tidak mudah, saya sampai harus tinggal disana dan membantu para pengrajin untuk menghasilkan produk yang layak jual. 

Saya harus menyelami kehidupan sosial mereka, dan membuat mereka percaya kalau produk yang mereka bikin akan dibeli," terang Alain lebih lanjut. 

Esther Cecilia
Esther Cecilia

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Pengalaman yang hampir sama dalam membangun bisnisnya juga dialamin Cecilia. Cecilia tidak segan mendatangi desa-desa pengrajin yang berada di Jawa Tengah untuk mendapatkan produk kayu dengan pengrajin yang mau diajak bekerjasama. "Ya, Kita harus modalin untuk buat contoh dulu, satu. Dan contoh produk yang dibuat bisa berkali-kali direvisi, berkaitan dengan kwalitas dan keinginan klien. Kebanyakan kita tetap beli sih, walau produk yang dihasilkan kwalitasnya ga seperti yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun