Mohon tunggu...
amanatulmufaridah
amanatulmufaridah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mulawarman

Nama saya Amanatul Mufaridah. Saya sedang menempuh pendidikan Strata 1 di Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman. Hobi saya membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dampak Positif dan Negatif Media Sosial terhadap Evolusi Bahasa Gen Z dan Gen Alpha

29 November 2024   18:08 Diperbarui: 29 November 2024   18:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
How to Market to Generation (Sumber: Dash Hudson)

Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sedangkan Gen Alpha adalah sebutan untuk generasi yang lahir antara tahun 2010 sampai 2024 

Dampak Positif Media Sosial terhadap Evolusi Bahasa Gen Z dan Gen Alpha:

  • Percepatan Evolusi Bahasa
    Media sosial menjadi wadah bagi generasi muda untuk melakukan percobaan dengan bahasa, menciptakan kata-kata baru, dan memecahkan aturan gramatika secara kreatif. Hal ini memperkaya kosakata dan gaya bahasa. Bahasa terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Media sosial mempercepat proses adaptasi ini dengan kesempatan bahasa merespon tren, peristiwa, dan teknologi terkini.
  • Demokratisasi Bahasa

Media sosial memberikan platform bagi semua orang untuk memberikan pendapat dan ide. Hal ini mendorong munculnya berbagai dialek dan gaya bahasa, mencerminkan keberagaman budaya dan sosial.

  • Penghapusan Batasan

Media sosial menghancurkan batasan geografis dan sosial, kesempatan orang dari berbagai latar belakang untuk berinteraksi dan saling mempengaruhi bahasa satu sama lain.

  • Dapat Meningkatkan Literasi

Akses informasi yang luas, media sosial menjadi sumber informasi yang sangat besar. Gen Z dan Gen Alpha terpapar di berbagai jenis teks, seperti berita dari karya sastra, hal ini secara tidak langsung meningkatkan kemampuan membaca dan menulis mereka.

  • Komunitas Pembelajaran

Banyak komunitas online yang berfokus pada pembelajaran bahasa, literasi, dan penulisan kreatif. Hal ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk belajar dan berkembang.

  • Penguasaan Bahasa Asing

Melalui media sosial, Gen Z dan Gen Alpha dapat berinteraksi dengan penutur bahasa asing, sehingga mempercepat proses pembelajaran bahasa kedua atau ketiga.

  • Akses ke Sumber Belajar

Banyak platform media sosial menawarkan kursus bahasa dan sumber pembelajaran lainnya yang dapat digunakan secara gratis.

Adapun yang sering dijumpai kini seperti Munculnya kata baru, Kata seperti "viral", "influencer” dan "meme", awalnya hanya dikenal di kalangan pengguna internet, kini  menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. Perkembangan bahasa gaul yang awalnya dianggap tidak baku, kini menjadi bagian dari identitas generasi muda dan sering kali digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Munculnya komunitas penulis online, platform seperti Wattpad dan Medium telah melahirkan banyak penulis muda berbakat sehingga karyanya dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Evolusi Bahasa Gen Z dan Gen Alpha:

  • Kemunduran Kualitas Bahasa

Dalam Penggunaan singkatan dan akronim berlebihan demi efisiensi waktu, banyak pengguna media sosial cenderung menggunakan singkatan dan akronim yang berlebihan, sehingga membuat bahasa menjadi kurang baku dan sulit dipahami oleh orang yang tidak familiar dengan istilah tersebut. Seperti “sdr” yang berarti “saudara”, merupakan contoh dari akronim. Kesalahan gramatika dan tanda baca, karena terburu-buru untuk mengutarakan diri. Banyak pengguna media sosial mengabaikan kaidah gramatika dan tanda baca yang benar, sehingga membuat tulisan menjadi kurang jelas dan berpotensi menimbulkan miskomunikasi. Kemerosotan kosakata karena sering menggunakan bahasa informal dan terbatas pada topik-topik tertentu di media sosial dapat menyebabkan kemerosotan kosakata dan kemampuan untuk menggunakan bahasa menjadi formal dan variatif.

  • Munculnya Bahasa Gaul yang Tidak Berstandar

Bahasa gaul yang cepat berganti, bahasa gaul di media sosial cenderung sangat cepat berganti dan mengikuti tren yang ada, sehingga sulit untuk mengikuti perkembangan dan membuat generasi yang lebih tua merasa teralienasi. Seperti contoh Gabut yaitu Kata untuk menggambarkan perasaan yang tidak jelas dan tidak tahu harus berbuat apa, seperti kata “Lebay”, yaitu kata yang berarti berlebihan.

Bahasa gaul yang terbatas merupakan bahasa gaul yang berkembang di media sosial sering kali terbatas pada kelompok tertentu dan tidak dapat dipahami oleh orang di luar kelompok tersebut, sehingga dapat menghambat komunikasi antar generasi dan kelompok sosial. Seperti “Jutek”, kata serapan dari bahasa Jawa yang berarti "tak acuh" atau "tidak ramah". Dalam bahasa gaul, istilah ini digunakan untuk menggambarkan sikap seseorang yang terlihat cemberut, dingin, atau sulit didekati.

  • Pengaruh Negatif terhadap Pemikiran Kritis, yaitu Terpapar Informasi yang Tidak Akurat

Media sosial sering kali menjadi tempat penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks, yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan berbahasa pengguna. Berkurangnya Kemampuan Analisis karena sering mengkonsumsi informasi yang instan di media sosial, dapat membuat pengguna menjadi kurang kritis dan sulit untuk menganalisis informasi secara mendalam.

  • Dampak Psikologis

Penggunaan pada bahasa yang kasar dan tidak sopan di media sosial dapat memicu terjadinya cyberbullying yang dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan mental pengguna, dan juga tekanan untuk selalu mengikuti tren dan menggunakan bahasa yang sedang populer di media sosial dapat menimbulkan perasaan FOMO dan kecemasan pada pengguna.

Untuk mengatasi dampak negatif ini, perlu dilakukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti memperkuat pendidikan bahasa sejak dini, baik di sekolah maupun di rumah, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar. Meningkatkan literasi digital masyarakat, terutama generasi muda, agar mampu membedakan informasi yang benar dan tidak benar, serta menggunakan media sosial secara bijak. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak dalam menggunakan media sosial dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik. Pemerintah perlu membuat regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan media sosial, sebagai perlindungan bagi anak-anak dari konten yang tidak pantas.

Kesimpulan

Media sosial memang memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan kita, namun kita perlu bijak dalam memanfaatkan media sosial. Dengan pemanfaatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkaya bahasa dan meningkatkan kemampuan komunikasi kita. Dampak negatif media sosial terhadap evolusi bahasa perlu menjadi perhatian bersama agar kita dapat menggunakan bahasa secara efektif dan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun