Mohon tunggu...
Amalia Az-Zahra
Amalia Az-Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik UGM. Senang menulis. Senang membaca. Ingin mendalami politik dan birokrasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Untuk Siswa dari Seorang (Maha)siswa

8 Desember 2016   21:33 Diperbarui: 8 Desember 2016   21:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi mahasiswa tampaknya seru sewaktu kita masih SMA. Banyak yang ingin cepat lulus agar segera menjadi mahasiswa. Ketika ditanya mengapa, alasannya bervariasi. Banyak liburnya, banyak waktu luang, jam kuliah tidak tetap, tidak perlu memakai seragam, dan banyak lagi. Memang menjadi mahasiswa itu berbeda 180 derajat dibandingkan menjadi siswa di bangku sekolah. Seseorang harus menyesuaikan diri dengan keadaan di kampus, karena kampus pun tidak sama dengan sekolah. Sekolah dan kuliah sama-sama menuntut ilmu, lalu di mana perbedaannya? Mari kita luruskan persepsi siswa-siswa tentang perkuliahan.

1. Kuliah itu bebas, banyak waktu luang

Jam kuliah memang tidak seperti jam sekolah, dari pagi hingga sore secara penuh. Jam kuliah bahkan bisa berubah-ubah, tergantung dosen pengajar. Banyak waktu luang? Ya, waktu luang selain jam kuliah. Namun waktu luang tersebut jarang digunakan untuk bersantai, kebanyakan mahasiswa menghabiskannya untuk mengerjakan tugas. Bisa sampai beberapa mata kuliah yang harus diselesaikan demi memenuhi deadline. Jadi, banyak waktu luang sepertinya tidak selalu sesuai dengan perkuliahan.

2. Dosen tidak seketat guru

Yup, benar. Dosen tidak seketat guru dalam mengawasi mahasiswanya. Tentu saja, banyaknya mahasiswa tidak akan sanggup diawasi satu-persatu layaknya guru mengawasi siswanya. Istilah wali kelas dalam kegiatan sekolah digantikan dengan istilah dosen pembimbing akademik dalam perkuliahan. Bedanya, dosen pembimbing akademik hanya membimbing beberapa siswa, tidak sebanyak wali kelas di sekolah. Dosen tidak mungkin mengejar kita jika belum mengumpulkan tugas. Dosen tidak peduli kita ada nilai atau tidak. Jika kita mengumpulkan tugas berarti kita masih menginginkan nilai, jika tidak, siap-siap mengulang mata kuliah yang sama tahun depan.

3. Minggu tenang sebelum UAS

Membayangkan libur sebelum ujian akhir memang menyenangkan. Setidaknya ada persiapan untuk menghadapi ujian. Di perkuliahan, kita menemui istilah minggu tenang sebelum ujian. Tentu di SMA tidak ada istilah itu, jika ada pun hanya hari tenang, sehari saja. Namun jangan senang dulu, kebanyakan di minggu tenang pun mahasiswa menghabiskannya dengan mengerjakan tugas akhir, sehingga istilah minggu tenang terasa seperti "minggu tegang" sebelum ujian.

4. Hore! Tidak memakai seragam

Bosan ya, selama sekolah memakai seragam? Tenang, pergi ke kampus tidak perlu memakai seragam. Hanya perlu memakai pakaian yang sopan dan rapi, atau sesuai ketentuan kampus masing-masing. Namun, masalahnya kita harus cerdas mengatur kapan memakai pakaian yang sama. Jika tidak, nanti teman-teman mengira pakaian kita hanya itu saja. Kalau memakai seragam, kan, hanya perlu menyesuaikan dengan peraturan sekolah mengenai hari dan seragam yang dipakai.

5. Faktanya, banyak mahasiswa yang ingin kembali ke bangku sekolah

Seberapa pun kita tidak menyukai sekolah, ada momen-momen dalam perkuliahan yang membuat kita ingin kembali ke bangku sekolah. Misalnya, saat dihujani banyak tugas, rasanya lebih memilih mengerjakan tugas sekolah dibanding tugas kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun